Cinta Untukmu
aku kangen kamu |
Pernahkah
kalian merasakan cinta yang mampu membuat kalian menjadi lebih baik ? Pernahkah
kalian mencintai seseorang hingga membuat kalian ingin menjadi seseorang yang
lebih baik lagi ?
Dia adalah seorang wanita yang dengan tulus mencintai
seorang lelaki. Seorang lelaki yang pernah hadir menjadi pelindung dan tempat
untuk bersandar disaat lelah.
Akan kuceritakan kepada kalian tentang wanita itu.
Frederika Siska. Iya dialah wanita itu. Wanita yang
mencintai dalam sakit, wanita yang mencintai dalam air mata.
“
Hey Rika, lagi ngapain ?” tanya Rahel yang entah datang sejak kapan.
Rahel
adalah salah satu sahabatku. Aku memiliki 5 sahabat yang memiliki sikap yang
sangat berbeda. Rahel, seorang yang cerewet, dibisa berceloteh berjam-jam tanpa
jeda jika dia memiliki sebuah informasi baru. Entah gossip mengenai artis
ataupun tentang ilmu pengetahuan, dengan senang hati dia akan membagikan kepada
siapapun yang ingin mendengarnya. Namun terkadang sifat plin-plannya kumat,
jika saat ini dia pengennya begini tapi lima menit kemudian bisa saja berubah.
Tapi dibalik semua itu dia adalah sahabat yang paling care diantara kami.
Cici
dan Vhani, kedua orang ini adalah yang paling dewasa diantara kami. Mereka
berdua selalu memiliki nasehat dan masukan yang sangat membantu jika diantara kami ada yang
sedang memiliki masalah. Dan aku selalu nyaman jika menceritakan semua
masalahku kepada mereka.
Dan
jika aku memiliki sahabat Cici dan Vhani yang dewasa. Aku juga memiliki sahabat
yang paling sabar. Vey dan Mika. Ya mereka adalah sahabat yang paling sabar
diantara kami.
Dan
aku bangga memiliki sahabat seperti mereka. J
“
Hey ngelamunin apa sih ?” tanya Rahel lagi dan kali ini mampu membuatku sangat
terkejut. Entah sejak kapan dia masuk dikamarku ini.
“
Eh..iya..ada apa Hel ?” aku balik bertanya.
“
Aku nanya kamu lagi ngapain tapi kamu malah ngelamun ga jelas gitu “.
“
Iya maaf. Aku ga lagi ngelamunin apa-apa kok. Cuma lagi mikirin judul buat
proposal nanti “ jelasku.
“
Yaelah masih juga semester depan konsul judulnya, ga perlu ribet gitu kale “
sergah Rahel.
Ini
nih Rahel, dia selalu bias santai dalam menghadapi apapun padahal semester
depan kurang ngitung bulan aja. Toh belum tentu sekali masukin judul langsung
diterimakan.
“
Iya Rahel, aku tau kok cuma ga ada salahnya kan kalo kita nyari dari sekarang. Lagipula
semester depan kurang ngitung bulan loh, terus belum pasti juga sekali kamu
masukin judul langsung diterima. Kamu lupa ya kalo ka Cika harus masukin 45
judul ga diterima dan nanti judul ke-46 baru bias diterima. Jadi ga segampang
yang kamu pikir “ jelasku pada Rahel yang sedang asyiknya minum jus jeruk yang dibuatnya.
“
Iya aku tau kok, aku juga ingat soal judul yang dimasukin ka Cika itu. Tapi
kalo segala sesuatu sejak awalnya kamu mikirin bakalan sulit maka nantinya
bakal terasa sangat sulit jika kamu ngerjainnya, so keep slow aja. Slowly but surely “ ucap Rahel panjang lebar dan
ditutupi dengan kerlingan mata centilnya padaku.
Aku
hanya tersenyum melihat kelakuan sahabatku ini.
“
Iya sih tapi tetep aja aku pengen nyari dari sekarang “.
“
Itu tuh kebiasaan kamu. Segala sesuatu selalu dianggap sulit sejak awalnya jadi
ngejalaninnya juga terasa sulit. Ya ga jauh beda sih dari Riko “.
“
Loh kok nyambungnya ke Riko sih, apa hubungannya “ tanyaku bingung sekaligus
merasa sesuatu telah menggelitik hatiku.
“
Iya dong. Kamu tau ga kenapa sampe sekarang, setelah sekian tahun kamu masih
aja tetep ingat dia, masih aja sayang sama dia padahal dia aja ga peduli sama
kamu. Itu semua karn…..”
“
Kamu apaan sih, ngapain coba ngomongin soal dia ? Aku ga suka !” aku memotong
perkataan Rahel. Merasa Rahel seperti sedang mengorek luka yang mulai mongering.
Sakit
“
Loh emang kenapa, emang iya kok. Kamu tau ga kenapa kamu sulit banget ngelupain
dia “ Rahel mengambil jeda dan aku hanya diam. “ Itu semua karna sejak awalnya
kamu udah judge diri kamu khususnya hati kamu, jika kamu bakalan sulit
ngelupain dia makanya dalam ngejalaninpun kamu sulit buat ngelupain dia “.
Aku
hanya diam, tak tau harus mengatakan apa.
“
Rika, please forget him. Ini udah hampir
empat tahun dan selama itu kamu ga pernah sekalipun membuka hati kamu untuk
orang lain. Kamu ga pernah ngijinin siapapun untuk nyentuh hati kamu, kamu juga
harus bahagia “ kata-kata Rahel membuat pelupuk mataku panas.
Aku
hanya terdiam.
“
Hey lagu ngebicarain apa sih, kok kayaknya serius banget sih ?” tanya Vhani
yang baru saja menyelesaikan tugas proposalnya.
“
Ga pa-pa, aku cuma lagi ngasih masukan buat Rika soal Riko “ jelas Rahel.
Vhani mengambil tempat tepat disampingku. Aku memalingkan
wajahku, tak mau dia tau jika sebentar lagi pipiku bakal basah karena air mata
yang telah mengantri dipelupuk mataku.
Vhani
menyentuh bahuku “ Ka, kalo pengen nangis, ya nangis aja. Ga pa-pa kok. Kamu
bukan malaikat yang selalu kuat buat nahan semua rasa sakit itu. Kamu juga
manusia, wajar kok jika sometimes
kamu nangis “.
Aku
balik memandang wajah Vhani dan air mata yang sejak tadi kutahan perlahan mulai
membasahi pipiku. Vhani menarikku dan memelukku. Aku paling benci dengan
kondisi seperti ini, kondisi dimana aku harus terlihat lemah didepan orang lain
sekalipun orang lain itu adalah sahabat-sahabatku.
Aku
menangis, entah kapan terakhir kali aku menanngis seperti ini. Menangis dengan alas
an dan rasa yang saat ini muncul lagi dipermukaan. Setelah hampir tiga tahun
lebih, aku memendam semua rasa ini, semua sakit ini, semua air mata ini hanya
untukku sendiri. Hanya untuk melindungi hatiku. Tak mau menangis akan hal yang
sama namun mala mini rasanya semua itu kembali ke permukaan.
Luka
itu belum kering seutuhnya bahkan mungkin belum kering. Hanya aku yang
menganggapnya telah kering.
Tanpa
kusadari, aku menangis sejadinya didalam pelukan sahabatku Vhani.
Tuhan,
mengapa sakitnya masih terasa sama. Rasanya baru kemarin aku kehilangan Riko
karena kebodohanku.
“
Aku hanya belum mampu, aku hanya masih takut “ ucapku dalam sela tangisan.
“
Iya kita tau kok. Rahel bukannya pengen ngungkit apa yang telah berusaha kamu
pendem, dia cuma pengen kamu bangkit Ka. Ini udah hampit empat taon dan kamu
masih gitu-gitu aja. Masih dengan semua rasa buat dia yang dia sendiri tak
menyadarinya bahkan mungkin takkan pernah menyadarinya. Ngapai kamu bertahan
seperti ini ?” seru Vhani sambil membelai rambutku.
“
Ka, aku minta maaf aku ga bermaksud ngungkit semua rasa sakit itu. Aku hanya ga
mu kamu terluka terlalu lama. Itu aja “ Rahel sambil maju dan memelukku.
“
Aku tau kalian sayang sama aku. Aku juga tau jika kalian ga mau aku terus gini
tapi aku juga pengen ngelupain semua. Kalian ga tau bahwa untuk melupakan Riko,
aku harus mengingat semua kenangan tentang Riko dan semua itu membuatku semakin
sakit. Jadi aku putuskan untuk tidak melupakannya, aku hanya akan menyimpan
semua rasa sayang ini disebuah sudut dihatiku tanpa harus aku berusaha nyari suatu
hari nanti dengan gitu bias aja ngilang gitu aja. Namun disaat aku bener-bener
lupa maka dengan sendiri aku akan menemukannya lagi dan aku akan merasa rindu
untuk membukanya “ ucapku panjang mengungkapkan apa yang kurasa selama ini.
“
Kami ngerti, tapi kan bisa aja untuk menyimpan semua itu kamu butuh seseorang
yang bisa ngebuat kamu sibuk dan takkan menemukan rasa itu lagi “ sambung
Vhani.
Aku
melepaskan pelukkan Vhani untuk mengambil tisu “ Entahlah, terkadang aku ingin
namun aku takut disaat aku telah disibukkan oleh rasa yang baru itu, dia malah
datang kembali. Disaat aku pengen ngebuka hatiku, saat itu hatiku akan
memberikan alarm peringatan. Bagaimana jika disaat itu, Riko tiba-tiba ngebutuhin
aku, gimana jika Riko ngebutuhin aku, gimana jika Riko sakit dan aku tak bisa
memberikan apa yang dia inginkan. Maka aku putuskan untuk tetap seperti ini sehingga
kapanpun dia ngebutuhin, aku selalu bisa ada untuknya tanpa harus menyakiti
hati yang lain “ ucapku sambil mengambil tempat untuk bersandar. Entahlah,
tiba-tiba aku merasa lemes.
“ Aku kangen kamu Ko. Setiap saat dalam
hidupku, entah kenapa hatiku tak pernah mengijinkan aku untuk benar-benar
menyimpan kamu disebuah sudut didasar hatiku. Terkadang aku lelah namun entah
dari mana semua kekuatan ini datang untuk membuatku bertahan selama ini. Aku kangen
kamu Riko, kamu bahagia sekarang ? “ lirih batinku.
Vhani
mengelus pundakku “ Hati tau yang terbaik untuk pemiliknya. Mungkin saat ini
hati kamu masih nyaman dengan semua ini meskipun sakit, mungkin dia tau suatu
saat nanti ada sesuatu yang mampu membuat kamu untuk benar-benar menyimpan
semua kenangan kalian tanpa harus ditemukan lagi. Namun jika ditemukan kembali,
semoga disaat itu kamu hanya akan menggunakannya sebagai pajangan bahwa kamu
pernah memilikinya “ kata Vhani sambil tersenyum padaku.
“
Hel, kamu tau kenapa aku pengen cepet-cepet nyari judul ?” tanyaku pada Rahel
yang sedang menatapku dengan lembut.
“
Biar kamu bisa cepet konsul dan nyusunkan ?” tanya Rahel balik sambil
tersenyum.
“
Itu alasan kedua “ jawabku sambil tersenyum.
“
Alasan pertama ?” tanya Rahel lagi.
Aku
menunduk, menarik napas sebentar dan menjawab “ Aku pengen ngebuktiin sama Riko
jika rasa sayang yang aku miliki buat dia mampu membuat aku menjadi lebih baik.
Aku pengen ngebuat dia bangga karena aku pernah menjadi bagian dalam hidupnya. Dan
selain untuk keluargaku, aku juga pengen mempersembahkan ijasahku untuk Riko
sebagai tanda terimakasih karena dia udah ngajarin banyak hal kepadaku secara
tak langsung. Dia ngajarin aku untuk terus berusaha dan tak gampang menyerah,
dia ngajarin aku untuk selalu percaya sama kata hatiku meskipun menyakitkan “. Aku
menarik napas yang sangat dalam dan melanjutkan “Dia ngajarin aku bahwa
dewasalah dalam berpikir,berkata dan bertindak. Dia membuatku untuk berpikir
sebelum mengambil keputusan “. Aku diam agak lama “ Dan yang paling penting,
tanpa dia sadari dia telah ngajarin aku gimana carany mencintai yang tulus “
aku mengakhiri semua alasanku dengan sebuah hembusan nafas yang membuatku
tersenyum.
Vhani
dan Rahel saling berpandang dan tersenyum. Mereka maju dan memelukku.
“
Kita yakin suatu saat nanti kamu bakal dapet seseorang yang dapat membayar semua
perasaan kamu ini “ ucap Vhania sambil mengelus pundakku.
“
Iya Rika, toh kan masih ada aku, Vhani, Cici, Mika dan Vey kan. Kami selalu ada
kapanpun kamu butuhin “ sambung Rahel.
“
Oh iya, Cici, Vey, Mika kemana ? Kok ga kelihatan ?” tanyaku masih didalam
pelukan kedua sahabatku.
“
Udah pada mimpi indah semuanya “ jawab Rahel.
“
Ow gitu. Makasih ya udah mau dengerin curhatan aku malam ini “.
“
Iya sama-sama. Kita Best Friends “
sahut Rahel.
Kami
melepas pelukkan kami lalu saling berpandang dan tertawa.
“
Udah larut nih, bobo yuk “ ajak Vhani.
“
Iya, aku juga udah ngantuk. Kita ke kamar ya Ka, jangan sedih lagi “ pamit
Rahel sambil kembali memberikan pelukannya.
“
Sweet dream ya “ ucapku.
“
Sweet dream too beb “ balas Vhani dan
Rahel barengan.
Setelah
kedua sahabatku pergi kekamar mereka masing-masing, aku menutup dan mengunci
pintuku. Aku kembali bersandar pada dinding kamarku, memejamkan mata dan air
mata itu kembali mengalir.
“ Riko, aku kangen sama kamu.Kangen banget,
semoga Tuhan selalu menjaga dan memberikan kamu kebahagiaan selalu “
batinku.
Mencintaimu
adalah hal terindah yang pernah aku lakukan. Meskipun terkadang, aku merasa
lelah karena masih menyimpan rasa ini untukmu setelah sekian lama namun entah
mengapa hatiku tak pernah mengijinkan diriku untuk melapasmu begitu saja pergi
dari hatiku. Rasanya hatiku telah mengikat namamu erat disana. Telah menabur
benih sejak pertama kali aku jatuh cinta padamu dan sekarang telah berakar
dihatiku sehingga jika aku berusaha untuk mencabutnya, yang kurasakan hanyalah
rasa sakit yang begitu sakit.
Tanpa kusadari, aku telah
menyimpan semua rasa itu sejak tiga tahun yang lalu. Aku kangen kamu.