Dia
|
Pemilik Cinta yang tak pernah usai |
“ Takkan
pernah habis airmataku bila kuingat tentang dirimu….”
“
Mungkin hanya kau yang tau mengapa saat ini kumasih sendiri..”
“
Adakah disana kau rindu padaku meski kita kini ada didunia berbeda…”
“ Bila
masih mungkin waktu ku putar kan kutunggu dirimu…”
“
Biarlah kusimpan sampai nanti aku kana da disana……..” rasanya ingin menyanyikan
lagu ini sebanyak mungkin setiap kali
mengingatmu.
Ingatanku
mundur beberapa bulan lalu. Bulan dimana dia masih bersamaku. Masih berada
disampingku dan keluargaku.
Aku baru saja sampai dirumah
yang selalu kurindukan disaat-saatku sendiri di tanah perantauan. Aku sedang
asyik dengan duniaku sendiri, memasang headsed, mendengarkan lagu dan asyik mengecek
pemberitahuan pada halaman facebookku. Tiba-tiba sebua pesan masuk.
“
Kakak, gimana kabarnya ?” tanya seseorang yang telah kukenal beberapa tahun
belakangan ini.
“
Baik !”
balasku singkat.
“
Kapan balik Timika ?” tanya dia lagi.
“
Ini lagi dirumah “ balasku singkat lagi, sengaja untuk membuatnya penasaran.
Dan
rencanaku berhasil.
“
Kapan nyampe ?? “ tanya dia lagi semakin penasaran.
“
Kemarin, nih lagi duduk bareng Vany “.
Dan
tak ada balasnya lagi. Akupun tak memedulikannya. Aku kembali asyik dengan
dunia onlineku. Sedang larut dalam duniaku, tiba-tiba seseorang datang dan memelukku
dari belakang.
“
Kakak sayang datang ga kasih kabar “ dia datang dengan wajah sumringah seperti
biasanya.
“
Hahaha….barusan kan kakak bilang kalo kakak lagi dirumah “ ucapku sambil terus
didekap olehnya.
“
Iya tapi bilangnya pas udah dirumah, kalo bilangnya sebelum datang kan aku bisa
jemput “ ucapnya sambil mempererat pelukannya.
“
Yang penting kakak sudah disini “.
Dia
mengambil tempat diantara aku dan Vany, membuat Vany naik darah. Entah kenapa
dia dan Vany bagaikan kucing dan tikus. Setiap kali bertemu pasti saja marahan
atau berkelahi. Ya sebenarnya sih Vany yang emosian tapi yang bagusnya dia selalu
menanggapi emosi Vany dengan segala tindakan konyolnya. Aku seringa bingung
dengan sikap mereka itu padahal mereka pernah menjadi sepasang kekasih, ya
meskipun tak lama.
Keakraban
kami bermula semenjak dia mengenal adikku Vany. Saat itu Vany baru saja
menamatkan sekolahnya dibangku Sekolah Menengah Pertama dan ingin melanjutkannya
disekolah yang sama dengan dia. Dengan berjalannya waktu Vany dan dia mulai
dekat dan resmi menjadi sepasang kekasih namun karena sifat Vany yang keras
kepala dan sedikit tomboy mereka memutuskan hubungan mereka.
Namun
mereka berbeda dengan pasangan kekasih lainnya yang ketika putus akan saling
membenci. Hubungan mereka malah membuat kami sekeluarga mulai mengenal sosok
dia. Dia juga merupakan anak murid dari kakakku Ossy yang menjadi wakil kepala
sekolah disekolah tempat dia dan Vany bersekolah sekarang.
Dia
selalu datang kerumah kami kapanpun dia suka.
“
Kamu ini gangguin ketenangan orang aja “ seru Vany dengan raut wajah tak suka.
“
Minggir, aku pengen duduk disamping kakakku sayang “ ucapnya tanpa memedulikan
sikap kasar Vany,
Aku
hanya tersenyum melihat tingkah laku mereka.
“
Kakak, aku kangen banget sama kakak “ ucapnya sambil terus menciumi pipiku dan
kemudian memelukku lagi.
“
Kakak nanti kita makan bakso bareng ya “ ajaknya lagi dan disambut oleh sahutan
Vany.
“
Aku juga ikut “.
“
Ga boleh, hanya aku dan ka Santy yang boleh pergi “ serunya sambil mengeluarkan
lidahnya.
Dia
masih duduk disampingku dan masih memelukku.
“
Aku kangen banget sama kakak “ ucapnya lagi.
“
Iya kakak tau, kamu udah ngomong untuk kesekian kalinya “ sahutku.
“
Hehehe…” balasnya.
Entah
berapa lama dia duduk disampingku dan memelukku.
“
Ka, aku pulang dulu ya udah malam “ pamitnya.
“
Ya udah pulang aja, kenapa ga dari tadi aja “ sambung Vany dengan ketus.
Dia
malah balik dan membalas Vany dengan memeluk Vany lalu mengacak rambutnya.
“
Kakak, aku pulang dulu ya. Van, abang pulang dulu “ pamitnya sekali lagi.
“
Hmmm..pulang sana “ balas Vany.
“
Ya udah, hati-hati dijalan dan ingat langsung pulang kerumah dan ga boleh balap-balap
kalo bawa motor “ aku mencoba mengingatkan.
“
Iya kakak sayang. Ya udah aku pulang ya “.
Dia
membuatku dan kakakku Ossy seperti kakak kandungnya sendiri. Dia akan memeluk
dan mencium kami kapanpun dia ingin. Dia membuat seluruh anggota keluargaku
mengenalnya. Bahkan adik-adikku begitu menyayanginya dan menganggapnya sebagai
kakak laki-laki mereka.
Dia
juga akan datang dan bermanja-manja dipangkuan mamaku layaknya mama kandung dia
sendiri. Pernah sesekali dia datang kerumah dan ketika itu mamaku sedang duduk
disebuah sofa panjang sendiri, dia langsung berbaring diatas pangkuan mama.
“
Mama…elus-elus kepalaku dong “ pintanya pada mama.
Mama
yang juga begitu menyayanginya, hanya mengikuti apa yang dia minta.
Jika
dia lapar, dia akan datang dan merengek pada mama dan berkata “ Mama, aku laper
“ dan mama akan memberikan dia makan.
Pernah sekali motornya masuk bengkel dan dia
meminta uang padaku untuk menambah uangnya yang kurang guna membayar ongkos
bengkel namun aku tak punya pada waktu itu. Aku menyuruhnya untuk meminta uang
pada mama.
Dia datang kerumah dan meminta uang pada
mama.
“ Ma, aku minta 25ribu dong buat nambah
ongkos motor aku yang dibengkel “ pintanya pada mama yang sedang memasak
didapur.
Entah apa yang special padanya yang membuat
mama selalu memberikan apa yang dia minta. Mama meninggalkan pekerjaannya
didapur dan mengambil uang yang dia butuhkan.
“ Makasih ma “ ucapnya pada mama setelah
memberikan uang yang dia minta.
“ Iya, sana bayar ongkos bengkelnya “
perintah mama sambil beranjak kedapur untuk melanjutkan pekerjaannya memasak.
Tanpa mama sadari dia mengikuti mama kedapur
lalu memeluk mama dari belakang dan mengecup pipi mama sambil berkata “ Makasih
ya ma “ lalu dia pergi.
Mama hanya senyum menerima prilaku dia yang
sudah dianggap anaknya sendiri.
Pernah sekali ka Ossy memarahinya “ Kamu ini
sering banget main disini, kayak udah rumah sendiri “.
Dia menanggapinya dengan candaan “ Emang ini
rumah aku, aku kan anak angkatnya mama “ ucapnya sambil memandang mama.
“ Iiihh..anak angkat apaan ? Sejak kapan mama
punya anak angkat kayak kamu ?” canda ka Ossy.
Dia malah beranjak pada ka Ossy lalu memeluk
dan mencium ka Ossy.
Dia itu unik, berbeda dengan adik lelaki yang
lain. Kami tak punya hubungan darah. Kami hanya mengenalnya karena dia pernah
menjadi kekasih Vany dan menjadi anak murid ka Ossy. Namun, dia mampu mencuri
kasih sayang dari setiap anggota keluargaku. Dia bahkan mampu membuat mama
begitu menyayanginya. Dia membuat adik-adikku juga sangat menyayanginya.
Suatu malam….
“ Kakak
lihat Angel nih gangguin aku yang lagi belajar “ lapor adikku yang
bernama Inha pada dia.
“ Angel, jangan gangguin kakak Inha yang lagi
belajar. Sini sama kakak aja, kita main congklak “ serunya dan adikku Angel pun
menuruti ucapannya.
“ Oh ya, siapa yang belum mandi ?“ tanya dia
kepada adik-adikku, Angel, Inda dan Alfins.
“ Kakak Angel yang belum mandi “ jawab adikku
Alfins dengan polosnya.
“ Ayo, Angel mandi sekarang, habis mandi
belajar terus makan “ ucapnya lagi dan Angel mengikutinya.
Dia selalu suka mengingatkan adik-adikku
untuk tidak lupa mandi, belajar, dan makan. Dia selalu berusaha menjaga mereka
seperti adik kandungnya sendiri.
“ Kakak akan selalu menjaga kalian. Jaga ka
Ossy, ka Santy, ade Vany, Inha, Angel, Inda dan juga Alfins. Kakak tidak akan biarkan
siapapun membuat kalian dan mama menangis. Kakak tidak akan biarkan siapapun menyakiti
kalian “ janjinya suatu hari ketika dia sedang bersama adik-adikku.
Dia ingin selalu menjaga kami seperti permata
yang berharga.
“ Ade kenapa ga lanjut kuliah “ tanyaku, saat
itu dia beru saja lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas tepatnya beberapa
bulan lalu.
“ Aku tunggu Vany ka “ jawabnya.
“ Loh ngapain tunggu Vany segala ?” tanyaku
bingung.
“ Karena papa dan mama pernah meminta aku
untuk terus jagain dia. Mama bilang dimanapun Vany berada, aku harus ada
disampingnya “ jelasnya.
Dia adalah orang yang selalu ingin menepati
janjinya pada siapapun.
Dia adalah bagian dari keluarga kami yang
tidak memiliki hubungan darah.
Dia adalah hadiah kecil yang Tuhan bungkus
dengan kertas kado emas yang dikirimkan kedalam keluarga kami.
Dia adalah orang yang manja, yang akan cium
seseorang jika dia ingin cium, yang akan memeluk seseorang jika dia ingin
memeluk.
Dia adalah adik termanis yang aku dan
keluargaku miliki.
Dia adalah anak tersayang yang mama punya.
Dia adalah adik dan kakak terbaik yang pernah
kami miliki.
Dia adalah orang yang akan selalu ada disaat
kami butuhkan.
Dia adalah orang yang tak bisa pergi jika
belum berpamitan padaku.
Dia adalah orang yang telah membuat kami
benar-benar jatuh cinta padanya dengan segala kelakuan dan kemanjaannya.
Kalian ingin tau siapa yang kuceritakan ini…..
Dia adalah adik tersayangku Doan Aponno.
Ya dia adikku, adik terbaik, adik tersayang.
Ya dia kakak terbaik yang pernah dimiliki
Vany, Inha, Angel, Inda dan Alfins
Ya dia adik tertampan yang dimiliki ka Ossy.
Dan dia adalah anak tersayang dan anak emas
mama.
Dia, Doan Aponno yang beberapa hari lalu
Tuhan panggil
Dia, Doan Aponno yang beberapa hari lalu
pergi meninggalkan mama,papa,ka Ossy, aku dan adik-adikku.
Dia, Doan Aponno yang beberapa hari lalu
pergi tanpa pamit dan meninggalkan luka yang begitu dalam.
Dia, Doan Aponno yang beberapa hari lalu dan
meninggalkan airmata.
Dia yang berjanji takkan membiarkan siapapun
membuat mama menangis namun dia yang membuat menangis.
Dia yang berjanji akan selalu menjaga dan
berada disamping Vany hingga kapanpun namun dia yang meninggalkan Vany
disaat-saat terakhir.
Dia yang membuat adik-adikku dan kakakku
hilang semangat.
Dia yang membuat rumahku dalam sekejap penuh
dan airmata.
Dia yang membuat mama, kakak dan adik-adikku
hilang semangat mereka.
Adikku sayang, apakah kau bahagia disana ??
Apakah kau tak melihat airmata mama yang
telah terlanjur menyayangimu ??
Mama tak pernah seperti ini sebelumnya, ka
Ossy dan adik-adik juga tak pernah seperti ini sebelumnya. Terus menangis dan
hilang semangat. Sekejap kau membuat rumah serasa begitu menyiksa bila melihat
setiap sudut yang pernah kau sentuh.
Sayang..kami hanya butuh waktu untuk
benar-benar merelakanmu.
Mama, kakak dan adik-adik hanya butuh waktu
untuk bisa menerima kepergianmu.
Tidurlah yang lelap dalam tidur panjangmu.
Kami akan selalu mendoakanmu.
Kau pemilik cinta yang tak pernah usai.
We are still miss u beloved….
Rest in peace and Happy with God in Heaven…
For you my Beloved : Alm. Doan Aponno