Minggu, 14 Juli 2019

Akal Hatiku

 AKAL HATIKU

Terima kasih karena semua yang Engkau buat baik adanya
Terima kasih karena dalam diam aku bisa menemukan jawabannya
Terima kasih karena selalu membuatku bisa menemukan satu alasan untuk tetap bertahan ketika seribu alasan datang untuk melepaskan
Terima kasih karena selalu bisa membuatku sadar betapa berartinya dia dalam keseharianku
Terima kasih karena selalu membuatku berusaha menjadi yang terbaik bukan hanya untuk diriku sendiri tetapi juga untuk dia
Kemana arah langkah kakiku pergi, aku ingin selalu bisa meraihmu dalam genggamanku
Kemanapun aku pergi mencari jawabannya, sejauh apapun itu jawabannya selalu sama. Kamu
Seliar apapun anganku berkelana, pada akhirnya akan berakhir padamu
Seberapapun beratnya setiap langkah kaki melangkah, kenangan bagaikan pemanis yang meringankan segala sesuatunya.

Ada seorang lelaki dengan semua kekurangan dan kelebihannya datang menghampiriku
Awalnya bayangnyapun tak kusadari
Lalu mungkin saja doanya mengetuk hati dan mataku
"Ah ada sesuatu yang sedang berusaha mengintip kedalam keseharianku"' benakku.
"Bisakah kau ijinkan aku sejenak memandang keseharianmu" tanya dia
"Pergilah, tak ada tempat untukmu disini" jawabku
"Aku hanya butuh waktu sebentar saja,takkan lama. Sungguh aku tertarik ingin melihat sekilas, lalu jika kamu masih tak nyaman, maka aku akan melangkah pergi dan takkan berpaling lagi" dia masih berusaha.
"Ah sudahlah. Terserah kamu saja jangan lama" putusku.
Lalu dia datang dalam keseharianku. Awalnya aku berniat menyuruhnya pergi dalam beberapa waktu yang sangat singkat. Namun ada sesuatu yang menahanku, "sepertinya dia baik" hatiku mencoba memberikan pendapatnya.
"tidak seperti itu, segeralah suruh dia keluar sebelum nanti kamu akan menyesalinya" benakku membantah.
"waktumu habis, kamu bisa pergi" kataku.
"baiklah, aku pergi" ucapnya. Dia melangkah perlahan keluar dari keseharianku lalu ada sesuatu dalam hatiku yang terasa melangkah keluar bersamanya "jangan biarkan dia pergi, percayalah padaku, kamu takkan pernah kecewa padanya" hatiku berkata lagi.
"tunggu..." ucapku tanpa bisa kutahan. "tetaplah disini jika kamu nyaman" ucapku lalu dia tersenyum.
"baiklah aku nyaman dan akan tetap disini, aku akan mencari tempatku sendiri dan aku akan membuat tempat ini spesial" katanya
"baiklah" kataku pasrah.
Lalu dengan berjalannya waktu dia mendapatkan tempatnya sendiri disini, dalam keseharianku.
Dia memilih tempatnya sendiri dan dia membuatnya spesial tanpa kusadari.
Lalu keseharianku mulai terbiasa dengan kehadirannya.
Lalu keseharianku mulai bergantung pada kehadirannya.
Lalu tanpa kusadari hatiku mulai terarah padanya
"masih tak ingin kamu suruh dia pergi ?" akalku mengingatkan. " dia bisa saja mengubah keseharianmu dan pada akhirnya menyakitimu. sadarkah kamu jika kamu mulai bergantung padanya" akalku terus berkata
"tak ada yang tau akan seperti apa, jalani saja" hatiku berkata menguatkan. "percayalah padaku" sambung hatiku
Lalu aku mulai benar-benar membiarkan dia mengambil tempat yang spesial dalam keseharianku
Lalu aku membiarkan dia ikut andil dalam keseharianku
Lalu aku mulai masuk bersamanya dan duduk bersamanya ditempat spesialnya "ternyata nyaman" kataku padanya. dia tersenyum "kamu juga bisa memilih tempatmu dan tinggal jika kamu mau".
"benarkah ? bisakah aku memilih tempatku dan diam disitu ? didalam keseharianmu ?" tanyaku lagi.
"ya..kamu bebas masuk dalam keseharianku. aku sangat bahagia jika itu terjadi" katanya dengan senyum merekah.
Lalu aku berjalan perlahan dan memilih tempatku dan memilih diam didalamnya. dalam kesehariannya.
"ini peringatan terakhir dariku, keluarlah dan perintahkan dia untuk pergi" akalku mulai geram
"tak apa, percaya padaku pada akhirnya semua akan baik-baik saja" hatiku mencoba memberikan keyakinannya.
"iya tenang saja semua akan baik-baik saja, tidakkah kamu lihat bahwa aku bahagia ? dengan dia didalam keseharianku dan akupun sebaliknya" ucapku berusaha menenangkan akalku yang tak dapat dibendung. "aku yakin semua akan baik-baik saja".
Lalu perlahan kami berbagi keseharian kami.
Aku diam dalam kesehariannya
Dan dia diam dalam keseharianku
Waktu berjalan....
Lalu tempat kami terasa semakin nyaman untuk kami masing-masing
"bisakah kita seperti ini dalam waktu yang sangat lama" tanya nya padaku
aku mengangguk dengan bahagia "hem" jawabku "aku ingin menghabiskan banyak hal dalam keseharianku bersamamu"
"baiklah mari lewati keseharian kita bersama. bagaimana jika kita jadikan satu ? satu tempat untuk kita berdua dan saling bergantung satu sama lain dalam keseharian" katanya.
"aku suka" senyumku merekah.
Lalu kami satukan tempat kami, tempat dimana akan menjadi tempat ternyaman kami untuk melewati banyak hal bersama dalam keseharian kami.
Lalu keseharian kami menjadi satu dan kami saling bergantung satu sama lain.
Lalu..suatu ketika pintu itu diketuk lagi, keseharianku diusik entah dari mana
Lalu tanpa kusadari ku biarkan pengetuk itu masuk dan mempengaruhi keseharianku bersamanya. Egois...dia datang begitu saja dan masuk begitu saja tanpa meminja ijinku.
Dia terusik dengan tamu itu dan membuatnya tidak nyaman "aku tak nyaman, tak bisakah kamu untuk berusaha mencegah dia masuk dalam keseharian kita " tanya nya.
"jangan membentakku, aku juga tak tau bagaimana dia bisa masuk dan mempengaruhi keseharianku serta merusak keseharian kita, kamu sangka aku nyaman dengan semua ini?" bentakku
Lalu dia diam.
"sudah kukatakan kamu akan menyesal pada akhirnya" akalku berkata.
"tak perlu marah, kamu seharusnya lebih bisa mengontrol dirimu. egois tak baik untukmu dan keseharian kalian" hatiku menasehati "berusahalah perlahan agar perlahan dengan sendirinya dia akan pergi"
Lalu aku berusaha menyuruh tamu itu pergi...dengan segenap usaha diapun pergi.
Namun terkadang, sesekali dia mampir dalam kesehariaku. Egois
Lalu keseharianku mulai terbiasa dengan kehadirannya. Egois
Kami berusaha, aku berusaha agar sebisa mungkin egois itu tidak mengusik tempat ternyaman kami.
Lalu diapun mulai terbiasa dan bisa menjalani keseharian kami seperti sedia kala.
Lalu waktu berjalan dan pintunya terketuk
Dia mencoba menahan dengan segenap usahanya untuk tak membiarkan pengetuk pintu itu masuk dalam kesehariannya, dalam keseharian kami
Namun aku melepaskan sedikit saja usaha lalu sang pengetuk pintu itu masuk. Amarah
Amarah...dia datang karena aku lengah sedikit saja dan menguasai dirinya
Lalu aku melihat sesuatu yang berbeda yang tak pernah ada sebelumnya. Amarah
"lihatlah..itu dirinya. masih ingin bertahan ?" akalku berkata
"minta maaflah. minta maaf takkan mengurangi apapun dalam dirimu. kamu yang salah karena lengah" ucap hatiku
"aku minta maaf" ucapku padanya
Seketika dia meredah dan pergi begitu saja. Amarah
"jangan takut aku tak seperti itu, maaf karena membiarkannya menguasai diriku dan melukaimu" ucapnya padaku
"akan ada banyak hal yang masuk dalam keseharian kalian. entah mengetuk pintu milikmu ataupun menggedor pintu miliknya yang bisa merusak tempat nyaman yang telah kalian cipta bersama. namun ingatlah bahwa segala sesuatu akan berlalu dan keseharian kalian akan kembali lagi berjalan seperti biasa. tamu akan selalu ada dalam berbagai bentuk dan kalianlah yang memutusakan ingin membiarkan dia menetap dan merusak keseharian kalian atau berusaha membiarkan dia pergi dengan sendirinya. percayalah padaku, semua akan baik-baik saja jika kalian tetap berusaha dan yakin satu sama lain" hatiku meyakinkan

Jumat, 28 Juni 2019

Kamu

Suatu ketika aku bertanya pada diriku bagaimana dan sejak kapan aku benar menyadari rasaku ini padanya ?
Sesosok lelaki yang menghampiriku dengan segala kesederhanaan dan menawarkan cintanya
Sesosok lelaki yang begitu sangat sederhana yang dengan perlahan membuatku berpaling padanya
Sesosok lelaki yang hanya datang dengan segenggam rasa yang ditawarkan padaku
Ada saat dimana rasa syukur dalam diriku meluap begitu saja
Rasanya ucapan syukur takkan cukup
Rasanya trimakasih takkan bisa memenuhi relung ini
Rasanya kebahagiaan memuncak begitu saja
Rasanya begitu hangat
Tuhan itu hebat
Karena menciptakan seseorang sepertimu
Tuhan itu baik
Karena membentuk seseorang sepertimu
Tuhan itu luar biasa
Karena menghadirkan seseorang sepertimu
Tuhan itu ajaib
Karena membentuk iman yang dimiliki seseorang sepertimu
Seseorang yang sederhana
Seorang lelaki yang tak pernah malu dengan segala kesederhanaannya
Seorang lelaki yang nyaman dengan semua kesederhanaan
Seorang lelaki yang tanpa disadarinya membuatku malu karena tak bisa seperti dia
Seorang lelaki yang tanpa disadarinya mengajarkanku tentang apa itu rasa syukur
Seorang lelaki yang tanpa disadarinya bahwa dia begitu menarik dan unik
Seorang lelaki yang menarik dengan semua kesederhanaannya
Seorang lelaki yang unik dengan kepercayaan dirinya
Seorang lelaki yang selalu berusaha melakukan yang terbaik darinya
Dan aku beruntung karena memilikinya dalam hidupku saat ini

Kamu


Ada saat dimana rasa syukur dalam diriku meluap begitu saja
Rasanya ucapan syukur takkan cukup
Rasanya trimakasih takkan bisa memenuhi relung ini
Rasanya kebahagiaan memuncak begitu saja
Rasanya begitu hangat

Tuhan itu hebat
Karena menciptakan seseorang sepertimu
Tuhan itu baik
Karena membentuk seseorang sepertimu
Tuhan itu luar biasa
Karena menghadirkan seseorang sepertimu
Tuhan itu ajaib
Karena membentuk iman yang dimiliki seseorang sepertimu
Seseorang yang sederhana
Seorang lelaki yang tak pernah malu dengan segala kesederhanaannya
Seorang lelaki yang nyaman dengan semua kesederhanaan
Seorang lelaki yang tanpa disadarinya membuatku malu karena tak bisa seperti dia
Seorang lelaki yang tanpa disadarinya mengajarkanku tentang apa itu rasa syukur
Seorang lelaki yang tanpa disadarinya bahwa dia begitu menarik dan unik
Seorang lelaki yang menarik dengan semua kesederhanaannya
Seorang lelaki yang unik dengan kepercayaan dirinya
Dan aku beruntung karena memilikinya dalam hidupku saat ini

Minggu, 10 September 2017

Puzzle

PUZZLE

                Tak pernah terbayangkan dalam benakku, suatu hari nanti akan jatuh cinta padanya. Pada sesosok pria yang jujur saja jauh dari ekspektasi pria yang ingin kucintai. Bukan, bukan karena fisiknya tapi entahlah aku hanya tak bisa memberikan deskripsi tentang perasaanku padanya. Dia yang kini dengan berjalannya waktu dapat membuatku jatuh cinta sejatuhnya kedalam hati itu.
 Aku yang selalu mampu mendeskripsikan perasaanku diatas keyboard dan mengisahkan apapun yang ingin kukisahkan. Aku yang selalu mampu mendeskripsikan setiap detail dari sebuah kata yang disebut rasa. Aku yang mampu memberikan ekspektasi dari rasa itu. Kini entah kenapa semua itu tak mampu aku lakukan. Aku ingin mengisahkan tentang lelaki itu, tentang dia yang hadir dengan semua kesederhanaan yang dimilikinya. Tentang dia yang sangat ingin aku kisahkan.  Entah dari mana dapat kukisahkan. Dari awal kami bertemu tanpa tahu suatu hari nanti kami akan saling jatuh cinta ? atau bagaimana hubungan ini benar-benar dimulai ”.
Semua kepingan-kepingan masa lalu yang satu per satu datang dalam benakku mengingatkanku tentang dirinya yang baru kusadari ternyata kepingan-kepingan itu bagaikan sebuah permainan puzzle yang kini mulai ditemukan untuk bisa melihat seperti apa lukisan itu. Aku rasa puzzle pertama yang kutemukan, yang baru kusadari adalah bahwa sebenarnya aku tak pernah melupakan tanggal dimana pertama kali Tuhan menghadirkan dia didunia ini. Hari dimana, dia menghirup udara didunia ini, dunia yang akan mempertemukan kami berpuluh tahun kemudian. Aku tak pernah melupakan ulang tahunnya, entah disaat dia ada disekitarku dan disaat dia berada jauh dariku. Ketika dia masih menjadi tempat ku mengadu hingga dia hilang begitu saja dan tak ada kabarnya. aku tak pernah mengatakan kepada orang lain bahwa hari ini dia berulang tahun. Namun ketika hari ulang tahunnya tiba, dalam hatiku selalu berkata “ Ow iya hari ini dia berulang tahun. Ya selamat ulang tahun saja untuknya”.  Lalu berlalu begitu saja hingga tahun berikutnya dan tahun berikutnya, aku selalu mengingat tanggal itu yang jujur saja tak pernah kusangka akan mengingatnya yang disaat itu tak memiliki arti khusus untukku.
Lalu puzzle-puzzle lain berdatangan dengan sendirinya. Suatu ketika aku baru saja membeli telpon genggamku yang baru dan seperti biasa mendapat bonus seperti beberapa games dan lagu-lagu yang lagi hits. Dengan kebiasaanku yang tak pernah bisa lepas dari music, aku sangat berterima kasih untuk itu. Saat itu aku sedang santai dikamarku sambal mendengar music melalui earphone milikku. Lalu seketika aku tertegun mendengar sebuah lagu “aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu, aku ingin kau tahu bahwa ku selalu memujamu..”
 Lalu lagu itu mengalun diruang dengarku  yang seketika membuatku teringat “ Bukankah ini salah satu lagu kesukaannya?” batinku.
Aku merekam lagu itu dan mengirimkan lagu itu padanya dengan caption “ Ini lagu kesukaan kamu kan ?”.  Dan dia membalas “ Kamu ternyata tahu juga ya “.
 Lalu aku teringat beberapa tahun lalu, saat itu kami sedang mengikuti kegiatan sekolah bersama dan lagu itu “ Dealova” terdengar lalu dia berkata “ Aku sangat menyukai lagu ini”. Dan inilah puzzle kedua yang baru kutemukan setelah tujuh tahun berlalu, karena tanpa kusadari memoriku menyimpan kata-kata dia itu namun entah disimpan dibagian memoriku yang mana.
Ketika kutemukan puzzle yang baru, aku selalu tersenyum bahkan tertawa sendiri seperti orang yang sedang terganggu kejiwaannya. Aku menertawakan diriku sendiri yang semakin menyadari bahwa waktu mampu membuatku jatuh cinta padanya. Aku yang dulu bersikeras untuk takkan menaruh perhatian padanya. Aku yang tanpa kusadari selalu berusaha sangkal akan perasaanku sendiri padanya.
Lalu kutemukan puzzle ketiga. Ketika suatu hari ada seseorang bertanya padaku  sejak kapan kami mulai dekat. Dan pertanyaa itu membuatku flashback beberapa waktu lalu ketika saat itu aku baru saja mengalami apa yang disebut dengan patah hati. Ketika itu dia datang kepadaku memberikan pundaknya padaku untuk sekedar bersandar. Namun aku menolaknya dan aku ingat betul apa yang kukatakan padanya saat itu “ Aku tak mau menjadikanmu seperti bantal yang akan kugunakan ketika aku lelah, hanya untuk menghilangkan lelahku”.
                Dan aku pun ingat jelas apa yang dia katakan saat itu “ Aku rela jika itu bisa membuatmu lebih baik”.
                “ Tidak, itu membuatku merasa lebih buruk. Jika memang Tuhan punya rencana untuk kita, jika kamu benar-benar ingin membuatku merasa baik, datanglah empat atau lima tahun lagi. Karena aku yakin disaat itu aku telah benar-benar pulih dan jika memang itu terjadi aku ingin menjadikanmu rumah. Tempat dimana aku ingin selalu kembali kemanapun aku melangkah”.
                Dan waktu berjalan begitu saja membuatku tak sadar bahwa waktu membuktikan itu semua. Empat atau lima tahun itupun datang dan menagih janjinya. Dan lagi-lagi aku tersenyum, menertawakan kenangan itu. Ketika aku mengatakan “datang lagi empat atau lima tahun lagi”, sungguh saat itu aku tak benar-benar  mengharapkannya karena aku memang tak memiliki rasa apapun padanya. Lalu kini lima tahun itu datang, membuktikan pada kami bahwa dia benar ada. Lima tahun yang tak terduga.
                Dia sosok yang jauh dari pria yang kuinginkan dan aku mengatakan ini jujur dari hatiku. Dia yang sederhana, apa adanya. Dia yang hadir dengan semua kekonyolannya, yang selalu mampu membuatku tertawa lepas. Dia yang mampu membuatku benar-benar menjadi diriku sendiri. Ketika aku bersamanya aku bisa mengatakan ini “Aku ingin kentut, siniin hidung kamu”. Atau mengkorek-korek hidungku dan memberikan hasil “kerja kerasku” itu dibajunya lalu dia hanya akan berkata “dasar cewek jorok”. Dan aku hanya membalasnya dengan tawa yang akan diikuti dengan senyuman diwajahnya.
                Dia sosok yang mampu memberikan “mantra-mantra” penguatannya padaku. Mengajarkan aku bagaimana menyelesaikan masalah dengan tenang. Lalu kutemukan puzzle ke-4 kami. Saat itu, didalam rumah Tuhan kami bersama berdoa. Kami bernyanyi bersama jemaat lainnya, dan aku menemukan puzzle keempat ketika dia menyanyi dengan menggunakan suara Tenor. Aku teringat sekitar delapan tahun lalu, ketika kami masih bersama dibangku sekolah menengah atas. Kelas kami bertugas untuk membawa pujia-pujian dan aku berdiri tepat disampingnya ketika kami bernyanyi. Aku yang dari awalnya sangat ingin belajar membagi suara ketika bernyanyi, aku selalu mencari teman yang bisa membagi suaranya agar aku bisa mengikuti suaranya entah itu suara Alto ataupun Tenor karena aku memiliki suara sopran dan menurutku itu suara yang biasa saja.
                Dan saat itu aku sengaja memilih berdiri disampingnya bukan karena aku menyukainya tapi karena aku ingin mengikuti suara Tenor miliknya. Mungkin saat itu tanpa kusadari, aku mengakui bahwa suaranya cukup merdu untuk didengar. Dan lagi-lagi memoriku meng-copy dan menyimpannya secara diam. Lalu aku tersenyum mengingat akan kepingan puzzle keempat ini. “Ternyata aku masih bisa mengingat itu semua”  batinku. Suara itu yang beberapa tahun lalu ingin kuikuti dan kini sang pemilik suara itu tepat berdiri disisiku dan bernyanyi bersama. Aku merasa seperti sedang mengulangi masa lalu. Aku bahagia akan itu.
                Tuhan benar-benar menuliskan scenario-Nya dengan sangat rapih. Kisah kami yang sesungguhnya baru saja dimulai. Namun kisah ini terasa bagaikan telah berjalan selama bertahun-tahun. Aku yang tak pernah menyangka akan jatuh cinta padanya. Aku yang kini ingin selalu bergantung padanya. Jika mengingat semua kisah diwaktu lalu rasanya semua yang terjadi ini begitu mustahil. Namun aku bahagia.
                Dia memang bukan sosok yang aku inginkan untuk kumiliki. Namun waktu menjelaskan padaku bahwa dia adalah sosok yang kubutuhkan. Kedewasaannya, kesederhanaannya, kenyamanan yang kudapatkan ketika bersamanya, pertengakaran yang kini ikut meramaikan hubungan kami dan tawa yang selalu memenuhi hubungan kami adalah semua yang kubutuhkan.
                Waktu masih sangat dan amat panjang. Aku yang hingga kini selalu bertanya pada diriku sendiri “mengapa bisa mencintai dia ?” dan sangat ingin menemukan jawabannya. Aku yang yakin bahwa akan ada kepingan-kepingan puzzle lainnya. Aku yang masih ingin menemukan kepingan-kepingan puzzle itu. Aku harus menghabiskan banyak waktu bersamanya. Akan ada banyak waktu yang akan kami lalui bersama. Aku ingin menemukan jawaban atas pertanyaanku dan aku ingin menyusun kepingan demi kepingan agar aku bisa melihat seperti apa lukisan yang sedang Tuhan siapkan untuk kami.
                Untukmu sosok yang sedang kukisahkan. Untukmu lelaki yang kini menjadi kekasihku, jika diperkenankan oleh-Nya, aku ingin menghabiskan banyak waktu dan menemukan kepingan-kepingan itu bersamamu.
               


Selasa, 01 Maret 2016

Is




Sejak bertemu denganmu,aku tak pernah menyangka akan aku jatuh kedalam cintamu. Hubungan yang berawal dari sebuah persahabatan kini menjadi ikatan yang sulit untuk kuungkapkan. Kamu yang selalu ada untukku dengan semua kedewasaanmu kini mampu membuatku mencintaimu. Waktu membuat hubungan ini begitu terasa indah. Jatuh cinta dan mencintaimu adalah 2 hal yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Menjadi kekasihmu dan kamu menjadi pemilik hatiku sering membuatku tersenyum sendiri. Entah kenapa aku merasa hubungan kita ini unik,kita berbeda dengan mereka. Kita tak memiliki hari dimana bisa kita rayakan sebagai hari jadian kita,namun kita saling tahu bahwa hati kita saling memiliki.
Kita pernah dipertemukan lalu berpisah,kita berpisah lalu bertemu lagi dan kini untuk ketiga kalinya kita dipertemukan lagi. Entah kali ini kita akan berpisah lagi atau tidak,tak ada yang tahu. Yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap saat kita bersama. Menikmati semua rasa sakitn,kecewa,marah,tangis,tawa dan bahagia bersama.
Aku mencintaimu sahabat yang kini kusapa sebagai kekasihku :)

Minggu, 10 Agustus 2014

Keberadaanmu


                Banyak orang sering berkata bahwa penyesalan selalu datang terlambat. Dan kini aku mengiyakan hal itu. Ada seberkas rasa sesal didada ini. Ada sebuah rasa sesal dihati ini. Sesal yang baru kusadari kini. Sesal akan sebuah kenyataan bahwa dia memiliki tempat yang meskipun belum bisa kukatakan special. Namun dalam hati ini, dia memiliki tempat tersendiri dan aku baru menyadarinya kini setelah 21 tahun. Waktu selama itu dan aku baru menyadarinya.
                Kami sahabat, sahabat sangat lama bahkan bisa dikatakan kami ditakdirkan sejak lahir untuk bersama. Namun karena cinta buta yang kumiliki untuk seseorang yang tak pernah menganggapku ada, aku bahkan tak menyadari keberadaannya. Aku terus memandang dan mencari seseorang yang jauh disana, tanpa kusadari bahwa orang yang sebenarnya kubutuhkan ada disekitarku. Bahkan rela memberikan pundaknya kapanpun untuk sekedar bersandar.
               
                Kisahku….
                “ Kangen “ rengek Irfan.
                “ Iiih…manja banget sih “ malas meladeni rengekkannya.
                “ Citra, kamu ga kangen sama aku ?” rengeknya lagi.
                “ Kangen sih tapi ga kebangetan seperti kangennya  kamu “ jawabku  malas.
                “ Kamu tau ga sih kalo aku kangen banget sama kamu ? Kita kan udah ga ketemu setahun lebih, kamu jauh disana dan aku disini. Masa yang kangennya kebangetan cuma aku sih ?” ucapnya sambil tidur dipangkuanku.
                Kami sedang berada ditaman belakang rumah Irfan. Aku baru saja tiba dikota asalku Yogyakarta. Sejak lulus SMA setahun lalu aku memutuskan mengambil jurusan design disalah satu universitas di Jakarta. Dan semenjak itu, aku dan Irfan tak bertemu. Kami yang terbiasa bersama sejak kecil bahkan sejak lahir, untuk pertama kali berpisah dalam jangka waktu yang cukup lama. Aku dan Irfan sahabat sejak kecil bahkan mungkin sejak dikandung ibu kami masing-masing. Kami hidup dan besar dilingkungan yang sama, rumah kami hanya berhadapan dan itu membuat kami tak pernah terpisahkan.
                Bagiku perpisahan kami ini hal yang biasa, namun tidak bagi Irfan. Irfansyah Haris, nama lengkapnya  memang tak terbiasa bahkan mungkin tak bisa berada jauh dariku. Entahlah aku juga tak tau alasannya apa, mungkin karena kami telah bersama sejak kecil. Dalam dunia Irfan selalu ada aku didalamnya, Citra Indah. Dan dalam duniaku, tidak demikian. Dalam duniaku selalu ada seseorang yang kusimpan dalam diam.
                “ Kamu beneran ga kangen sama aku ?” tanya Irfan untuk kesekian kalinya.
                “ Aku kangen sama kamu Irfan tapi ga pake rengekan kayak kamu gini ” jawabku sambil membaca novel yang kubawa dari rumah.
                “ Kamu tau ga, aku saking kangennya sama kamu sampe 6 bulan setelah kamu dijakartapun dadaku serasa sesak kalo mikir kamu lagi ga disini sama aku” ucapnya.
                “ Kamu harus terbiasa dengan semua keadaan ini Fan, kamu harus belajar jauh dari aku. Kita ga mungkin seumur hidup kita  harus hidup bersama” aku mengalihkan pandanganku pada Irfan.
                “ Loh emang kenapa ?” tanya Irfan dengan wajah polos.
                “ Irfan, please deh. Kita ini udah sama-sama gede bukan anak kecil lagi, kita udah punya kehidupan sendiri sekarang. Aku mulai mengejar cita-citaku sebagai seorang designer dan kamu mengejar cita-cita kamu sebagai seorang pengusaha furniture. Suatu hari nanti kita akan sama-sama sibuk dengan pekerjaan kita dan itu akan membuat kita semakin jarang bertemu “ jelasku masih memandang tepat pada mata Irfan.
                “ Ya kita bisa aja buat janji, dalam sehari itu kita bisa bertemu. Entah dipagi hari sebelum berangkat kerja atau pada malam hari setelah pulang kerja. Aku bisa jemput kamu, aku bisa ngirim pesan singkat padamu, aku bisa nelpon kamu kapanpun bahkan jika memang kita ga bisa bertemu, kita bisa aja skype. Jaman sekarang, apa sih yang ga bisa “ ucap Irfan kelihatan serius.
                “ Bukan hanya itu Irfan. Kita memang sekarang masih bisa bersama, kapanpun kita ingin melepaskan rasa rindu, kita bisa langsung bertemu. Kapanpun kita saling membutuhkan, kita bisa saling mengisi. Disaat aku pengen meluk kamu atau kapanpun kamu pengen ngecup jidat aku, kita bisa aja ngelakuin itu “ aku menarik napas sejenak dan melanjutkan perkataanku “ Namun gimana jika suatu hari nanti akan ada sosok yang masuk dalam kehidupan kita masing-masing ? Gimana jika suatu hari nanti akan ada seorang wanita yang masuk dan mengisi tempat dihatimu ? Gimana jika suatu hari nanti akan ada seorang pria yang hadir dan memeluk aku disaat aku lelah ?. Suatu hari nanti pasti akan ada sosok-sosok itu dalam kehidupan kita. Dan disaat itu, apapun yang kita lakuin sekarang semuanya akan berubah. Kamu ga akan bisa ngecup jidatku kapanpun kamu mau dan aku ga akan bisa meluk kamu disaat aku pengen “.
                “ Ga akan ada hal yang berubah diantara kita Cit, ga akan ada. Ga akan ada sosok wanita lain dalam hidup dan hatiku selain kamu “ ucap Irfan.
                “ Kamu juga butuh sosok wanita yang bisa memberikan cinta dan perhatian yang kamu butuhkan, sosok wanita yang akan menemani kamu melewati sisa hidup kamu “ aku mencoba menjelaskannya pada Irfan.
                “ Kenapa bukan kamu saja ?” tanya Irfan sambil menatap tepat kedalam kedua bola mataku.
                Perasaanku mulai tak karuan, aku merasa sesuatu yang tak kuinginkan akan terjadi saat ini.
                “ Maksud kamu apaan sih ?” tanyaku.
                “ Citra, kenapa bukan kamu aja yang jadi sosok wanita itu ? Wanita yang memberikan cinta dan perhatian  yang kubutuhkan, sosok wanita yang menemaniku melewati sisa hidupku. Kamu telah menemaniku bahkan dari aku memulai kehidupanku, maka mengapa bukan kamu saja yang akan menemaniku melewati sisa hidup yang telah ada kamu didalamnya sejak awal. Mengapa kamu tak menemaniku hingga akhir ?” mimik wajah Irfan semakin serius.
                “ Irfan apaan sih ?” aku mulai resah.
                Irfan menggenggam tanganku “ Kenapa bukan kamu aja Citra ? Jika aku bilang, aku pengen wanita itu kamu, gimana ?” tanya Irfan.
                Aku tak mampu berkata apapun. Aku tak pernah menyangka hal ini akan terjadi. Aku mengakui bahwa aku selalu tergantung pada Irfan, aku selalu membutuhkannya dalam hidupku, aku merindukan dan mencemaskannya jika dia tak disampingku, aku bahkan menyayanginya. Namun tak pernah lebih dari itu, tak pernah lebih dari sebatas seorang sahabat.
                Irfan memiliki tempatnya sendiri dalam hatiku yang takkan bisa diganti oleh siapapun. Namun dalam hatiku ada orang lain, ada sosok pria yang kusimpan dalam diam. Sosok pria yang memiliki tempat sendiri dan aku meletakkannya pada sebuah tempat yang kunamakan special. Rasa yang kumiliki pada pria itulah yang kusebut dengan cinta.  Aku mencintai pria itu, sangat mencintai pria itu namun semua itu kusimpan dalam diam. Aku tau bahwa aku tak bisa memiliki sosok itu. Namun aku tetap tak bisa menempatkan Irfan pada posisi special itu.
                “ Irfa, aku beneran ga ngerti maksud kamu “ aku berbohong, aku sangat tau apa yang ingin  diucapkan Irfan saat itu.
                Irfan semakin menggenggam tangaku erat, menatap mataku dalam. Aku bisa merasakan tanganku dingin dan sedikit gemetar.
                “ Aku ingin kamu menjadi sosok wanita yang bukan hanya menjadi seorang sahabat. Aku ingin kamu menjadi sosok wanita yang bisa kucintai dengan segenap hatiku. Aku menyayangi kamu bahkan melebihi rasa sayang pada seorang sahabat. Aku mencintai kamu Citra, sangat mencintaimu. Setahun jauh darimu, rasanya dadaku begitu sulit untuk bernafas. Aku menyadari hal ini ketika kamu jauh dariku. Jarak membuatku merasakan bahwa keberadaanmu dalam hidupku sangat berharga. Kamu bukan seperti angin yang hanya mengisi setiap kekosongan dalam diriku lalu pergi. Bagiku kamu seperti air yang bukannya mengisi kekosongan dan pergi, namun kamu mengisi dan menetap dalam kekosongan itu “ Irfan masih menatapku. Aku tak tau harus berkata apa.
                “ Aku mencintai kamu Citra. Jangan hanya jadi seorang sahabat untukku namun jadilah cinta dalam hidupku. Citra, kamu mau kan jadi pacar aku ?” tanya Irfan.
                Pertanyaan Irfan bagaikan petir disiang bolong. Menyambar dan menghanguskan hatiku. Apa yang tak ingin kudengar, telah dikatakan Irfan. Dan aku mendengarnya.
                Aku hanya diam, entah untuk berapa lama. Aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri.
                “ Kenapa kamu hanya diam ? Aku tau ini mungkin membuat kamu kaget, namun aku tak tau harus memendam ini sampai kapan. Jika kamu butuh waktu, aku mengerti “ ucap Irfan setelah  melepas genggaman tangannya.
                Aku menarik napas  dan berkata “ Ini adalah hal yang selalu kuhindari sejak dulu. Ini adalah rasa yang tak ingin kuhadirkan dalam hubungan kita. Aku berusaha untuk tidak mencampur adukan persahabatan dan cinta dalam hubungan kita. Namun apa yang kuhindari malah terjadi saat ini. Maaf Fan, aku  hanya bisa menjadi sosok sahabat untukmu. Tidak untuk menjadi sosok yang akan menemani kamu melewati sisa hidup kamu “.
                Irfan terlihat pucat dan lemes, aku tau ini akan terjadi. Namun aku tak ingin hidup dalam kebohongan. Aku ingin jujur pada diriku sendiri dan juga pada Irfan.
                “ Aku pulang dulu “ pamitku pada Irfan. Aku beranjak pergi tanpa melihat Irfan.
                Sejak kejadian itu, kami tak bertemu selama seminggu. Waktu liburanku habis, aku harus kembali ke Jakarta dan aku masih belum berbicara pada Irfan. Irfan pun menghilang  bagaikan ditelan bumi. Aku mengerti, Irfan butuh waktu untuk sendiri.
                Aku kembali pada kegiatan kuliahku yang padat. Sejak kejadian itu, 2 bulan sudah Irfan menghilang dan tak member kabar. Awalnya, aku tak merasa sesuatu yang berarti. Namun beberapa hari ini, entah apa yang terjadi. Aku merindukan Irfan, bahkan sangat merindukannya. Entah apa yang kurasakan ini, bahkan bernafaspun terasa sesak. Aku merasakan dadaku sakit ketika teringat Irfan. Aku merindukanmu. Aku mencoba menghubunginya namun ternyata Irfan telah mengganti nomor ponselnya. Irfan menghilang begitu saja. Aku tak bisa menahan diriku lagi, aku ingin segera bertemu Irfan.  Ada hal yang harus kukatakan padanya.
                6 bulan kemudian  ketika liburan semester tiba, aku kembali ke Yogya. Satu keinginan terbesarku adalah bertemu dengan Irfan. Aku tak sabar ingin bertemu dengannya. Aku baru saja tiba dirumah, meletakkan barang-barangku dan beranjak menuju rumah Irfan. Ada sesuatu dalam dadaku yang mendesakku untuk cepat dikeluarkan.
                “ Siang tante “ sapaku pada ibu Irfan.
                “ Eh Citra. Cari Irfan ya ?” tanya tante Nani, ibu Irfan.
                “ Iya tante. Irfan ada ?” tanyaku.
                “ Irfan lagi keluar tapi paling bentar lagi udah pulng. Nunggu didalam aja “ tante Nani mempersilahkanku masuk.
                “ Iya tante, ada sesuatu yang ingin aku sampein “ ucapku sambil memasuki rumah Irfan.
                Aku sedang duduk diruang tamu ketika bunyi sebuah mobil memasuki pekarangan rumah Irfan. Aku mengembangkan sebuah senyum “ Akhirnya dia dateng juga “ batinku.
                “ Citra “ sapa suara yang sangat kukenal. Irfan.
                Aku berbalik  dan langsung memeluknya “ Aku kangen “ ucapku.
                “ Fan, mau taruh dimana belanjaan ini ?” tanya seseorang.
                Aku melihat kearah suara itu berasal, seorang wanita. Irfan berbalik dan tersenyum padanya.
                “ Disitu aja “ Irfan menunjuk sebuah sofa yang ada didekat wanita itu. “ Sini deh aku kenalin sama Citra “ ucap Irfan pada wanita itu.
                “ Ririn, ini Citra sahabatku. Sahabat yang sering aku certain itu. Citra, ini Ririn pacar aku “ Irfan memperkenalkan kami.
                Saat itu entah kemana semua energy yang tadinya kumiliki. Aku serasa tak memiliki tulang lagi, tubuhku lemes. aku merasa bagaikan langit runtuh detik itu juga.
                “ Hai, aku Ririn. Akhirnya bisa bertemu kamu juga “ sapa Ririn itu.
                Aku berusaha tersenyum dan memperkenalkan diriku “ Hai, aku Citra sahabat Irfan “.
                “ Ow iya, ibu bilang ada yang ingin sampein ke aku ya ?” tanya Irfan.
                “ Eh..oh..ga ada kok. Aku cuma pengen bilang kalo aku udah nyampe soalny aku hubungi nomer kamu tapi ga aktif “ jawabku berusaha senormal mungkin.
                “ Sorry, ponselku rusak dari 6 bulan yang lalu. Kebanting sama aku “ ucap Irfan dan kulihat dia sedang menggenggam tangan wanita yang ada disampingnya itu. Ririn.
                “ Aku pulang dulu “ pamitku. Aku ingin segera pulang, aku takut energy yang tersisa pada diriku saat ini akan habis dan aku akan terjatuh didepan mereka berdua.
                “ Ow ya udah, entar aku kerumah kamu” seru Irfan.
               
                Jika aku diberikan kesempatan untuk bisa memperbaiki semua ini, apapun akan kulakukan. Aku telah melewatkan seseorang, aku telah menutup mataku dari sosok itu, aku telah mengacuhkan sebuah rasa. Aku tak pernah menyadari bahwa dia ada disekitarku. Aku terus memandang pada kejauhan disana dan berharap menemukan sosok yang kuimpikan itu. Aku tak menyadari jika dia ada didekatku, memberikan pundaknya untuk aku bersandar. Aku tak menyadari jika di ada disekitarku, menghapus airmataku. Aku tak menyadari dia disampingku, mendekapku disaat aku terpuruk. Aku menyesal karna tak pernah menyadari keberadaanmu.