Sabtu, 30 Maret 2013


3 Hati 1 Rasa

 

            Aku terus dan terus menyimpanmu dalam benakku hingga saat ini. Aku menyadari, rasa ini salah namun  jujur aku tak tau harus berbuat apa. Setiap saat aku mengingatmu, disaat sejenak aku melupakanmu maka angin akan mengingatkanku akan rasa ini untukmu. 

            Ternyata kau adalah cinta pertamaku yang terlukis indah dilembaran-lembaran hidupku. Mungkin karena itulah, aku sulit melupakanmu.

            Maafkan aku jika rasa yang kurasakan ini salah namun inilah hatiku. Hati yang bodoh karena mau mencintai begitu dalam. Hati yang bodoh karena ingin tetap bertahan meskipun terluka dan hati yang bodoh karena tak pernah bisa berbohong.

            Logikaku terus memperingatkan aku agar berhenti, berhenti dari setiap rutinitasku mencintai dalam diam. Namun disaat aku mengikuti logika itu, maka kamu akan muncul dengan sendirinya diantara hembusan angin. Meniupkan bisikan pada hatiku yang sesaat tadi tertidur, membuat bergetar dan hatiku akan memberikan alarm peringatan agar aku tak melakukan itu.

            Kamu harus tau bagaimana angin membisikkan itu. 

            Aku duduk bersama sahabat-sahabatku, sedang bercanda dan sesaat aku melupakanmu namun tiba-tiba angin menghadirkan rasa yang sesaat itu. Salah satu sahabatku, memilah bawang goreng dari bakso yang dipesannya dan sedetik kemudian kamu hadir lagi. Ya kamu tak menyukai bawang goreng.

            Begitulah angin menyelipkan kamu ketika aku melupakanmu sesaat.
            Ya aku mencintai kamu dalam diam. Diam-diam tertawa ketika melihat kamu tersenyum, diam-diam menangis ketika kamu sakit, diam-diam marah ketika kamu disakiti, diam-diam mendoakan ketika kamu mendapat masalah dan diam-diam kecewa ketika kamu malah pergi dan bersandar pada hati yang lain.

            Aku menyiapkan hatiku agar kamu bisa kapanpun datang dan bersandar, mengeluarkan semua keluh kesahmu. Namun, kamu berpaling.

            Kini aku semakin diam dalam mencintaimu. Bagaimana mungkin aku berjalan kearahmu dan mengatakan bahwa “ Aku Mencintaimu “ ketika hatimu telah terisi. Bagaimana mungkin aku berjalan kearahmu dan menggenggam tanganmu, memberikan semangat ketika tanganmu telah digenggam. Dan bagaimana mungkin aku berjalan kearahmu untuk memelukmu ketika kamu tersakiti sedangkan kamu sendiri yang memeluk dia.

            Aku marah, ya aku marah tapi bukan terhadapmu yang tak pernah memandang kearahku. Aku kecewa, ya aku kecewa tapi bukan terhadapmu yang berlari kepadaku ketika kamu ingin berbagi. Aku marah, aku kecewa terhadap diriku sendiri yang tak pernah sadar bahwa cinta ini salah.
            Cintaku ini tulus...

            Aku tak ingin berada diantara kalian. Aku hanya ingin berada disisimu, hanya aku namun kini aku sadar aku tak dapat. Apakah dia bisa membuatmu bahagia ? Apakah kamu nyaman disisinya ?.
            Aku dapat jawabannya...

            Semuanya tergambar jelas disenyumanmu.Kamu bahagia, kamu nyaman.

            Itu sudah cukup untukku. Aku akan mengumpulkan kepingan-kepingan kenangan itu dan akan menguburkan semuanya disebuah peti masa lalu. Aku akan mengunci peti itu dan akan kubuang kelaut kuncinya dengan begitu rasa itu perlahan akan menghilang dan tak pernah kembali lagi
            Aku, kamu dan dia. Aku dan dia memiliki hati yang sama, sama-sama mencintaimu. Aku, kamu dan dia memiliki hati yang merasakan satu rasa yaitu CINTA.

            Untuk dia yang kini kamu cintai...

            Aku memang memilikinya diwaktu kemarin namun kamu memilikinya diwaktu ini, besok dan besoknya lagi.

Rabu, 20 Maret 2013

Tulisan yang Belum Sempurna
part II


                Hari itu, dia menyapaku. Sapaan itu membuat sebuah getaran hangat dihatiku. Aku tersenyum dalam hati melihat senyum manisnya itu. Dia hanya berjarak semeter dariku, namun getaran-getaran itu terus merambati seisi hatiku. Aku bahagia merasakan hal itu.
                Aku terus memandangnya dari jauh, aku terus mencuri setiap senyuman yang melekat diwajahnya. Aku berdoa agar dia tak menyadari keberadaanku yang menaruh rasa padanya.

                “ Hey lagi nulis tentang Reza lagi ?” tanya Rena yang entah muncul dari mana.
                “ Hehe..iya. Kamu tau ga, Reza nyapa aku ya walaupun hanya sebentar”.
                ” Oh ya ? Trus gimana ? Kalian omongin apa aja ?” tanya Rena penasaran.
                “ Ga ada yang spesial sih, Cuma se-hay biasa aja tapi aku seneng kok” jawab Salsa sambil tersenyum. “ Seandainya, aku baik-baik aja aku pasti bakal lebih PD kalo deket dia dan sekitarnya “ sambung Salsa.
                “ Hey, ingat Tuhan ga pernah memberikan masalah tanpa solusi. Ingat Dia selalu menjanjikan pelangi sehabis hujan “ kata Rena menguatkan.
                “ Iya Ren, kamu bener. Kok tiba-tiba, aku jadi mewek gini ? Makasih ya, kamu selalu siap untuk memberikan aku semangat “ ucap Salsa sambil memeluk Rena.
                “ Sama-sama, dalam persahabatan kan selalu ada kebahagiaan. Ya udah deh, kamu lanjut nulis gih, aku mau makan dulu “ pamit Rena.
                “ Iya deh tapi makannya jangan banyak ya, entar makin bulet loh “ canda Salsa yang hanya dibalas oleh tawa riang Rena.
                Salsa kembali pada posisi sebelumnya, mengambil buku dan pena lalu mulai menulis lagi.

                Since i found you, my life begins so new.
                Aku merasa berbeda semenjak menyadari kehadiranmu. Kau seperti sebuah kerang yang menyimpan sebuah mutiara indah dengan kualitas terbaik. Kau seperti sebuah buku dengan sampul sederhana namun dengan bacaan yang menarik. Kau seperti sebuah pohon rindang yang sejuk untuk beristirahat sejenak. Dan kau seperti sebuah syair singkat yang sarat akan makna indah.
                Aku tak ingin kau memandang kearahku untuk waktu yang lama, namun pandanglah aku sekilas ketika kau merasa jenuh. Aku merasa tak sempurna, bahkan jauh dari sempurna namun aku ingin menyukaimu secara sempurna.



Tulisan ini akan sempurna, ketika aku tau akhirnya.......

Senin, 18 Maret 2013


Tulisan yang Belum Sempurna


                Hey kau yang disana, mengapa aku baru menyadari kehadiranmu sedangkan kita telah sering berjumpa. Dengan diam, kau telah mencuri hatiku sedikit demi sedikit. Dengan sikapmu yang kalem itu, kau telah berhasil membuka celah demi celah dihatiku. Aku ingin berteriak kearahmu kalau ‘ Aku Jatuh Hati Padamu ‘ namun bagaimana caranya.
                “ Akhirnya besok senin juga, ah seneng banget “ ujar Salsa sambil membaringkan tubuhnya diranjang.
                “ Kok blakangan ini, kamu jadi seneng banget hari senin. Ada apa sih ?” tanya Rena, sahabatnya yang sedang asyik mencatok rambutnya.
                “ Iya dong, hari senin adalah awal hari yang menyenangkan “ jawab Salsa enteng sambil senyum-senyum sendiri.
                “ Wah, lagi kesambet apa kamu ? Pasti ada sesuatu yang kamu sembunyiin dari aku, iyakan ?” selidik Rena sambil balik memandang wajah Salsa.
                Salsa salah tingkah “ Ah ga ada apa-apa kok, cuma ga sabar aja pengen cepat-cepat wisuda “ sambil cengir Salsa memalingkan wajahnya. “ Udah ah aku mau tidur duluan. Good night “.
                Rena hanya memandang Salsa yang telah berbaring memblakanginya dan kemudian melanjutkan catokannya. “ Pasti ada yang dia sembunyiin dari aku, aku harus cari tau “ batin Rena.

                Keesokannya dikampus...
                “ Pagi ini mata kuliah apa ya Sal ? Ada tugas ga ?” tanya Rena namun tak ada jawaban.
                Rena menatap wajah Salsa yang sedang memandang pada satu titik sambil tersenyum. Rena mengikuti arah pandang Salsa.
                “ Ow jadi dia yang buat kamu tiba-tiba menyukai hari senin ? Supaya bisa-bisa cepet-cepet ngeliat dia ?” tanya Rena sambil menepuk pundak Salsa.
                “ Eh Reza..Reza...” Salsa langsung menutup mulutnya karena sadar telah salah menyebut nama.
                “ Tuh kan, dibilang juga apa. Kamu kok ga cerita sama aku kalo kamu lagi suka sama seseorang ? Reza lagi orangnya “ seru Rena.
                “ Mmm...aku sih sebenarnya belum yakin dengan perasaan aku. Aku cuma takut kalo rasa suka aku sama Reza hanya sebatas mengisi kekosongan namun semakin kesini, aku sadar bahwa aku emang bener suka sam dia. Aku takut bilangnya Ren, aku ga secantik Niken dan juga ga sepinter Tasya jadi aku minder aja “ jelas Salsa.
                “ Salsa, yang namanya hati ga perlu dilihat dari segala sisi “.
                “ Aku juga belum percaya diri dengan keadaan aku yang sekarang. Ya udahlah mandang dari jauh aja, kalo Tuhan berkenan pasti bakal terjadi “ ucap Salsa sambil tersenyum dan pergi meninggalkan Rena.
                “ Salsa..Salsa...tiga tahun kamu bertahan dengan cinta yang hanya kamu sendiri yang rasakan dan sekarang setelah tiga tahun dan ada seorang cowok yang mampu membuat kamu meruntuhkan benteng pertahanan kamu sedikit demi sedikit, kamu malah hanya diam. Hebat bener hati kamu “ kata Rena pada dirinya sendiri.
                Selama kuliah berlangsung, Rena tidak sama sekali memperhatikan apa yang sedang diberikan oleh dosen. Dia malah asyik memandang kearah Reza.
                “ Aku pengen tau apa yang ada dalam diri Reza yang udah membuat Salsa jatuh hati sama dia “ batin Rena.
                “ Hey, kamu lagi ngeliatin apa sih ?” tanya Salsa pada Rena yang sedang asyik memandang Reza.
                “ Nih, lagi ngeliatin cowok yang kamu taksir. Apa sih yang bisa buat kamu tertarik sama dia ?”.
                Salsa mulai memposisikan dirinya sama dengan Rena, memandang tepat kearah Reza dan kemudian berkata “ Aku juga awalnya punya pertanyaan yang sama namun kini aku tau jawabannya “ Salsa mengambil jeda namun tak mengalihkan pandangannya dari Reza. “ Dia baik meskipun tak terlihat, senyumnya itu mendamaikan hati dan yang penting dia seagama “.
                “ Iya sih emang manis senyumnya. Kenapa kamu ga coba nyatain perasaan kamu aja ?”.
                “ Ga ah Ren, biarin aja. Gini juga enak, aku takut jatuh lagi. Biarin aja aku mengagumi dia dari jauh “ jawab Salsa sambil terus memandang Reza.
                “ Ok, kuliah kita hari ini berakhir. Selamat siang “ pamit dosen.
                ” Memandang pundakmu membuatku tersenyum sendiri. Melihat senyummu membuat hatiku nyaman. Aku sadar aku baru merasakan hal ini sekarang “ batin Salsa sambil senyum sendiri.
               
                 Benar kata orang, bahwa cinta datang tanpa diundang dan pergi tanpa pamit. Kini cinta itu mulai merambati hatiku sedikit demi sedikit. Namun akhirnya bagaimana, aku tak ingin memikirkan itu. Hanya merasakan rasa ini saja, aku bahagia. Paling tidak aku tau bahwa hatiku belum mati seutuhnya. Hatiku masih bisa merasakan getaran-getaran kecil itu, getaran yang menghangatkan dan membuat ujung-ujung bibirku menarik dan membentuk sebuah senyuman indah bahkan tawa kecil. Aku bahagia, karena kamu yang ditunjuk oleh Tuhan untuk menghadirkan getaran-getaran itu.

                “ Salsa, tumben nulis lagi ?” tanya Rena yang melihat Salsa sedang menulis.
                “ Iya nih, ga tau kenapa aku jadi pengen nulis lagi “ jawab Salsa sambil tersenyum.
                “ Aku ingat banget, terakhir kamu nuliskan tiga tahun yang lalu. Apa ini karena Reza ?”.
                “ Hehehe...iya, ini karena Reza. Aku pengen numpahin semuanya agar ga terlewat gitu aja “.
                “ Aku bantuin kamu buat dapetin dia ya ?” usul Rena.
                “ Ga usah, biar tangan Tuhan aja yang mengaturnya “.
               
                Aku mempertanyakan kehadiranmu pada-Nya. Mengapa baru sekarang Dia menghadirkan kamu, mengapa tak dari dulu saja ?. Namun hanya satu jawabannya “ Yang terbaik selalu datang terlambat “. Entah kamu adalah jawabannya atau hanya sekedar pilihan dari-Nya, aku tak mempermasalahkan karena baru kamu yang mampu membuatku merasakan hal ini lagi. Keajaiban itu ada ketika aku mulai suka sama senyum manis kamu.
 Aku tak ingin tau, bagaimana tulisan ini pada akhirnya, namun aku hanya ingin semua yang aku rasain tak terlewati begitu saja. Semenjak menyadari rasa ini, aku jadi sering senyum-senyum sendiri. Aku tiba-tiba menjadi seorang pencuri yang diam-diam mencuri dan menjepret setiap senyum kamu dalam memoriku.





Tulisan ini akan sempurna, ketika aku tau akhirnya.....