Senin, 26 Maret 2012

KESABARAN CINTA

    Chacha dengan langkah yang tergesa-gesa dia berjalan mencari sahabatnya yang bernama Rey. Chacha mencari Rey karena menurut berita yang dia dengar dari Sute bahwa semalam Rey mabuk.Hal ini disebabkan karena Rey frustasi terhadap sikap Chilia pacarnya yang terlalu sering mencari masalah.
    Rey dan Chilia telah berpacaran kurang lebih 3 bulan. Dari awal berpacaran Chilia sudah mulai dengan sikapnya yang sering marah terhadap Rey tanpa sebab,mengabaikan dan tidak memberikan perhatian terhadap Rey dan segala sesuatu yang dapat menimbulkan masalah diantara mereka berdua. Namun karena rasa sayang dan yang dimiliki  oleh Rey terhadap Chilia maka Rey selalu mengalah seolah-olah semua yang terjadi diantara mereka adalah semata-mata karena kesalahan yang dibuat oleh Rey.
    “Akhirnya aku nemuin kamu juga Rey?”seru Chacha dengan nafas yang terengah-engah.
    “Ngapain kamu nyariin aku?”
    “Aku mau nanya ma kamu,katanya semalam kamu mabuk?”Tanya Chacha
    “Emang kenapa kalau aku mabuk?”Rey bertanya balik kepada Chacha sambil bersandar ditembok aula sekolah mereka.
    “Apa ini semua karena sikap Chilia lagi?”
    “Udahlah Cha kamu nggak usah ikut campur urusan aku,mending kamu urusin aja urusan kamu sendiri!”seru Rey
    Plaaaak, sebuah tamparan tiba-tiba mendarat dipipi Rey. Chacha menampar Rey karena menurut dia kata-kata Rey barusan sudah keterlaluan. Setelah tamparan itu Rey hanya diam dan Chacha menatap wajah Rey dan berkata
    “Kenapa sih kamu sekarang seperti ini?”
    “Seperti apa?”
    “Kenapa kamu harus mau merusak hidup kamu hanya karena sikap Chilia yang terlalu egois itu?
    “Udahlah Cha,aku nggak apa-apa”
    Setelah Rey berkata begitu Chacha berbalik dan langsung pergi meninggalkan Rey tanpa mengatakan apa-apa. Menurut Chacha percuma bicara kepada Rey kalau pikirannya masih belum tenang. Chacha begitu prihatin terhadap sahabatnya itu karena cinta, sahabatnya bisa berbuat hal-hal yang buruk. Chacha berjalan melintasi koridor sekolah tiba-tiba Sute manghampiri Chacha dan berkata
    “Cha kamu udah ngomong sama Rey?”tanya Sute dengan raut wajah yang sangat cemas karena kondisi Rey
    “Udah tapi percuma aja ngomong ma dia kalau dia nya aja cuek begitu”
    “Ya udahlah nanti kita coba bicarakan ini lagi ke dia waktu pulang sekolah nanti”
   
    Sepulang sekolah Chacha, Rey dan Sute pergi ke tempat dimana mereka sering berkumpul. Disana Rey hanya bisa diam, melihat itu Sute mulai angkat bicara
    “Rey gimana perasaan kamu sekarang?”tanya Sute sambil meminum minuman yang mereka beli.
    “Aku nggak tahu, sekarang yang aku hanya ingin menenangkan pikiranku!”
    “Lalu Chilia tahu kamu semalam mabok berat?”tanya Sute lagi dengan raut wajah yang sangat serius
    “Nggak, aku nggak mau dia mengetahui hal ini”
    “Kenapa sih kamu selalu mikirin perasaan dia? Dia aja nggak pernah sedikitpun mikirin perasaan kamu!”seru Chacha tiba-tiba yang semenjak tadi hanya diam
    Rey hanya bisa diam lalu Chacha berkata lagi “Rey kamu nggak perlu berkorban seperti ini, pengorbanan kamu ini begitu besar dibandingin dengan apa yang selama ini udah Chilia lakuin sama kamu!”
    “Udahlah Cha!”seru Rey
    “Tapi Rey……..”Chacha belum menyelesaikan kata-katanya karena tiba-tiba Rey berdiri dan berkata
    “Cha kamu nggak tahu gimana rasanya, kamu nggak tahu apa yang saat ini aku rasain, kamu nggak tahu gimana rasanya mencintai dan menyayangi seseorang, dan kamu nggak akan pernah ngerasain semuanya itu.”
    “Apa kamu bilang aku nggak tahu semuanya itu? Kamu salah Rey, aku pernah ngerasain semuanya itu dan aku nggak mau semua yang aku rasain, kamu juga harus ngerasain. Aku nggak mau kamu berkorban demi cinta namun apa yang dapatkan nanti nggak sebanding dengan pengorbanan itu. So please Rey”
    Sesudah Chacha berkata itu Chacha langsung pergi meninggalkan Sute dan Rey ditempat itu. Chacha begitu kecewa dengan sikap Rey, Chacha hanya bisa menangis mengingat semua itu.
   
    Setelah kejadian tadi sore, malamnya Rey datang kerumahnya Chacha. Dia ingin meminta maaf atas perlakuannya yang kasar terhadap Chacha. Sesampainya dirumah Chacha, Rey hanya bisa diam didepan pintu rumah Chacha, dia takut kalau-kalau Chacha nggak mau maafin dia. Namun tiba-tiba pintu rumah Chacha terbuka dan dari balik pintu Rey melihat Chacha. Chacha kaget melihat Rey yang berada tepat didepan pintu rumahnya.
    “Mau ngapain kamu kesini, kamu kan udah nggak ngebutuhin aku lagi?”tanya Chacha dengan raut wajah yang marah karena mengingat sikap Rey tadi sore sepulang sekolah.
    “Aku mau minta maaf sama kamu soal kejadian tadi”
    “Kayaknya nggak ada yang perlu dimaafin deh”
    “Cha please, kamu tu nggak ngerti apa yang aku rasain sekarang. Aku tahu maksud kamu baik tapi aku mohon kamu juga bisa ngertiin aku”
    Melihat Chacha hanya diam saja Rey melanjutkan kata-katanya
    “Cha aku mau jujur sama kamu, dilubuk hati aku yang paling dalam aku yakin suatu saat nanti sikap dan semua tingakah laku Chilia pasti bisa berubah”
    “Rey aku mau nanya apa yang membuat kamu bisa yakin kalau suatu saat nanti Chilia bisa berubah?”tanya Chacha dengan muka yang begitu ingin tahu
    “Kamu mau tahu kenapa aku begitu yakin?”tanya Rey yang diikuti dengan anggukan kepala dari Chacha
    “Aku percaya akan yang namanya Cinta. Aku percaya cinta mampu mengubah segala sesuatu didunia ini. Dan aku percaya sangat percaya dengan kesabaran cinta yang aku miliki kepada Chilia. Aku yakin dengan kesabaran cinta yang aku miliki ini suatu saat nanti dia akan berubah menjadi Chilia yang pengertian dan penuh dengan perhatian.
Dengan cinta batu karang yang sekeras apapun dapat dihancurkan!”
    Mendengar itu Chacha jadi kagum dengan besarnya cinta dan kesabaran yang dimiliki oleh Rey terhadap Chilia. Kini Chacha tahu cinta sangat berharga dimuka bumi ini dan Chacha juga tahu cinta yang tulus dari dasar hati dapat menerima segala sesuatu dengan apa adanya.

Kesabaran cinta, ketulusan cinta, kemurnian cinta, pengorbanan cinta, kesetiaan cinta, kepercayaan cinta, dan kekuatan cinta dapat mengalahkan apapun didunai ini…..^_^…..
Tak Sanggup!!!!!


Dengan langkah yang tersendat-sendat Ciara berlari menyusuri koridor sekolah.Dia menangis karena tak tahan lagi menahan semua ocehan teman”nya yang mengatakan bahwa dia telah merebut Raffy dari Vara. Hatinya begitu sakit dan terluka.
    Sebelum menjalin hubungann dengan Ciara, Raffy telah lebih dulu menjalin hubungan dengan Vara seorang cewek yang cantik,dan pintar.Mereka pacaran cukup lama hingga rasa cinta diantara mereka begitu dalam.Namun hubungan mereka kandas entah karena apa.
    Setelah mengakhiri hubungannya dengan Vara, Raffy berusaha untuk melupakan Vara. Dia mencoba membuka hatinya untuk sosok cewek lain dan cewek itu adalah Ciara.Ciara adalah sosok cewek yang tidak cantik dan pintar dibandingkan dengan Vara namun dia memiliki kelebihan yaitu Ciara mampu membuat orang” yang ada disekitarnya tertawa.
    “Sudahlah Ra,kamu jangan nangis lagi!!”ujar Viana sahabat Ciara yang berusaha menghibur hati Ciara.
    “Tapi Vi,hatiku sakit.Aku dibilang telah merebut Raffy dari Vara. Vi demi Tuhan tak pernah sedikitpun terlintas dipikiranku untuk merebut Raffy dari Vara.Andaikan waktu dapat kuputar kembali,aku takkan pernah menerima Raffy menjadi pacarku kalau aku tahu semua akan menjadi seperti ini.”ucap Ciara dengan air mata yang terus membasahi pipinya.
    “Aku tahu tapi aku mohon jangan  terus mempersalahkan dirimu seperti ini”
    “Vi dalam hal ini memang aku yang salah,mungkin tanpa disadari aku telah menghancurkan hubungan mereka.”
    Bel pulang pun berbunyi Ciara dengan cepat mengambil tasnya dan segera keluar dari kelas namun sesampainya didepan pintu Raffy sudah menunggunya.Ciara tahu apa yang akan dibicarakan oleh Raffy.Namun pada saat ini Ciara hanya ingin sendiri.
    “Ciara,tunggu bentar aku mau ngomong!!” seru Raffy sambil memandang wajah Ciara yang masih sembab karena lama menangis.
    “Raf untuk  saat ini aku hanya ingin sendiri jadi tolong jangan halangi jalanku”
    “Tapi Ra??”
    “Raf please,biarin aku sendiri”
    Dengan berat hati Raffy membiarkan Ciara pergi. Ciara berjalan sambil mengusap air mata yang terus mengalir melalui matanya yang indah. Ciara tidak tahu tindakan apa yang harus dia ambil, dia bingung.
Sesampainya dirumah Ciara langsung lari menuju kamarnya,bahkan dia tidak memberi salam kepada mamanya yang sedang duduk diruang nonton.   
    Ciara mengambil foto Raffy dan sambil menangis Ciara berkata “Raf,aku nggak tahu apa yang harus aku perbuat sekarang.Seandainya aku tahu semua bakal kayak gini.......”Ciara terdiam tidak melanjutkan kata”nya.Sekarang yang dapat dia lakukan hanyalah menangis dan menangis.
    Ciara mengurung dirinya didalam kamar hingga jam makan malam. Karena cemas mamanya naik kekamarnya ingin mengetahui keadaan anaknya apakah baik” saja.
    “Ciara…Ciara…buka pintunya sayang ini mama!!”
    “Masuk aja ma, ga dikunci koq pintunya”
    “Sayang kamu baik” saja kan?”
    “Iya ma Ciara baik” aja kok”
    “Kamu ga bisa ngebohongin mama sayang,mama ini mama kamu jadi mama bisa tahu bahwa kamu sedang ada masalah,coba critain sama mama supaya kamu bisa lebih tenang”ucap mamanya
    Ciara langsung menghambur kedalam pelukan mamanya dan menangis tersedu-sedu.”Ma Ciara ga tahu apa yang harus Ciara lakuin,Ciara bingung ma”
    “Iya sayang mama tahu kamu sedang bimbang maka itu kamu harus crita sama mama”
    Ciara menceritakan semua masalah yang sedang dia hadapi. Setelah mendengar semua mamanya mengangkat wajah cantik anaknya itu dan berkata “ Sayang kamu ga perlu menyalahkan diri kamu sendiri. Dalam hal ini tak ada seorangpun yang bersalah,tidak kamu,Raffy ataupun Vara.”
    “Tapi mama kata teman” aku sudah mengahancurkan hubungan mereka”
    “Sayang dengar mama, pernahkah kamu bertanya pada Raffy mengapa dia mengakhiri hubungannya dengan Vara??”
    Sambil mengangguk Ciara berkata”Katanya dia mengakhiri hubungan mereka karena Vara ga pernah memberikan perhatian kepadanya dan dia ngerasa Vara ga pernah menganggap bahwa Raffy itu ada”
    “Nah sekarang semua sudah jelas bahwa kamu ga pernah merusak hubungan mereka,hubungan mereka berakhir karena sudah tidak ada kecocokan diantara mereka”
    “Mama benar,makasih ya ma udah mau bantu aku”seru Ciara sambil memeluk mamanya.
    “Iya sayang jadi sekarang kamu jangan sedih lagi ya?”
    Ciara mengangguk”Iya!!”
    “Mama keluar ya,kamu jangan sedih lagi.Sekarang kamu istirahat supaya besok kamu bisa bangun dengan hati yang lebih tenang.”
    Setelah mamanya keluar Ciara mulai berbaring sambil memeluk boneka pemberian Raffy yang diberi nama Raica yang memiliki kepanjangan yaitu Raffy Cinta Ciara.Sambil memeluk boneka itu Ciara berkata “Raica aku sayang banget ma Raffy,aku ga mau ampe kehilangan dia” Sambil memeluk Raica akhirnya Ciarapun mulai hanyut dalam mimpi”nya.
    Keesokan paginya Ciara bangun  dengan tubuh dan hati yang lebih tenang. Dia segera bangkit dari tempat tidurnya dan segera mandi serta bersiap-siap untuk berangkat kesekolah. Setelah siap Ciarapun melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan untuk sarapan.
    “Met pagi ma!!”seru Ciara dengan wajah yang gembira
    “Met pagi juga sayang,gimana udah enakkan?”
    “Udah ma”jawabnya sambil menguyah roti
    “Ma aku jalan dulu ya?”
    “Iya,hati-hati dijalan ya !!”
    Sesampainya disekolah Ciara melihat Raffy telah menunggunya didepan kelas. Ciara tidak tahu harus berbuat apa,dia hanya berjalan menuju kelas dengan menganggap bahwa dia tidak melihat Raffy.Namun tiba-tiba Raffy memegang tangan Ciara dan menariknya dengan kuat hingga ia menjerit kesakitan ”Auuu…Raf lepas sakit” namun Raffy hanya diam saja dan terus menyeret Ciara hingga kebelakang sekolah. Sampai disana Raffy melepaskan tangan Ciara dan menatap wajah Ciara hingga cewek itu jadi takut.
    “Raf ngapain sih kamu narik aku kesini?”ucap Ciara sambil memegang tanganya yang masih kesakitan akibat pegangan Raffy tadi.
    “Ra aku mohon kamu jangan dengar ucapan teman,aku ga tahu siapa yang telah nyebarin gosip murahan seperti itu!!”
    “Raf,aku mau nanya ma kamu apakah yang dikatakan mereka itu ada benarnya?”Tanya Ciara
    “Ciara kamu dengar aku putusin Vara bukan karena kamu ataupun orang lain,aku putusin Ciara karena memang diantara kita sudah ga ada kecocokan lagi”
    Mendengar itu Ciara hanya bisa diam,namun tiba” Raffy menarik tubuh Ciara dan mendekapkan Ciara didalam pelukannya.
    “Ra,jujur aku sudah tidak memiliki perasaan apa” lagi terhadap Vara.Saat ini aku hanya menganggap dia hanya sebatas teman dan ga lebih dari itu. Ra aku mohon kamu jangan berpikiran yang macam” lagi. Saat ini yang ada dihati dan pikiranku hanyalah kamu,kamu adalah orang yang berharga dalam hidupku Ra.Aku ga mau ampe kehilangan kamu”
    “Raf aku juga minta maaf sudah meragukan cinta kamu.aku juga takut banget kehilangan kamu”ucap Ciara yang masih dalam dekapan Raffy.
    Setelah Ciara berkata begitu Raffy melepaskan dekapannya dan menatap wajah Ciara sambil berkata “Kamu jangan pernah nangis lagi ya, aku ga sanggup ngelihat kamu nangis”
    Ciara hanya bisa mengangguk. Bel masuk berbunyi,Raffy  menggandeng tangan Ciara menuju kelas dengan diperhatikan oleh banyak siswa.
    “Raf  lepasin tangan aku!!”ujar Ciara
    Namun Raffy menggelengkan kepalanya dan berkata “Aku ga akan pernah ngelepasin tangan kamu!!”
    Dan Ciarapun hanya bisa tersenyum bahagia. 
AKHIR PENANTIAN

Cristian atau yang biasanya disapa dengan panggilan Tian. Tian adalah salah satu siswa di SMA TIGA RAJA kelas XII IPA. Tian adalah anak yang baik dan tidak sombong, Tian juga bukan anak yang pandai namun ia cukup dikenal oleh para siswa-siswi SMA TIGA RAJA dan juga para guru karena keaktifannya dalam setiap kegiatan. Tian juga mempunyai seorang sahabat yng bernama Andrew. Mereka sudah bersahabat kurang lebih 3 tahun semenjak mereka masuk sekolah SMA yang sama.
“Tian…..Tian …!!” panggil Andrew sambil berlari mengejar Tian dari belakang.
    Tian pun berbalik dan mendapatkan sahabatnya
    “Hei Ndre, selamat pagi!” sapa Tian dengan ramah
“Met pagi juga, bro! Tian yuk kita ke kelas!”balas Andrew sambil merangkul sahabatnya.
“Yuk!!”balas Tian
Mereka pun berjalan santai sambil bercakap-cakap dengan senangnya.
“Wah nggak nyangka ya sekarang kita udah kelas XII?”seru Andrew
“Iya nih cepet banget. Kayaknya baru kemarin deh kita mendaftar untuk masuk disekolah ini”jawab Tian
Mereka terus saja berbincang-bincang dan tanpa disadari mereka telah tiba didepan kelas. Betapa senangnya hati Tian begitu sampai dan melihat cewek pujaan hatinya sedang tersenyum manis bersama teman-teman ceweknya.
Cewek itu adalah Tania yang sering disapa dengan Nia. Nia seorang cewek yang manis dan sangat cantik. Tian telah menyukai Nia sejak mereka masih duduk di bangku kelas X. Namun Tian tidak pernah memberanikan dirinya untuk mengungkapkan perasaannya kepada Nia.
“Cie….cie….cie…. yang lagi seneng nih”goda Andrew
“Ah kamu apa-apaan sih!!”balas Tian
Tian dan Andrew berjalan memasuki kelas, namun Tian memasuki kelas dengan langkah yang malu-malu.
Tian tetap percaya bahwa suatu saat nanti dia dapat memiliki Nia seutuhnya. Selama dua tahun Tian pernah mencoba memberikan hatinya kepada Tita, seorang cewek yang manja dan cengeng. Namun hubungan mereka tidak berjalan baik karena sikap Tita yang tidak disukai oleh Tian.
Sedangkan disisi lain Tania juga memiliki seorang pacar yang ganteng. putih dan pokoknya bisa dibilang perfect. Namun hubungan mereka juga kandas ditengah jalan.
    “Tian, menurut aku mending sekarang kamu harus mulai berusaha untuk bisa  mendapatkan hatinya Nia deh. Secara sekarang kalian berdua kan sama-sama jomblo!!”seru Andrew setelah sampai ditempat duduk mereka.
    “Kamu kalau bicara pelan-pelan donk, kalau didengar Nia gimana?”ucap Tian sambil menutup mulut Andrew
    “Udahlah biarin aja dia denger, supaya dia tahu kalau selama ini kamu ada nyimpan perasaan buat dia!!”jawab Andrew sambil melepas tangan Tian dari mulutnya.
    “Kamu bener juga sih”piker Tian
    “Nah gitu donk, kamu bisa mulai cari informasinya dari Vania, sahabatnya Nia. Kamu cari tahu apa yang Nia suka dan juga apa yang tidak dia sukai.”jelas Andrew panjang lebar
    “Ya udah deh, thanks ya bro”
    Pada saat jam istirahat Tian mulai mendekati Vania. Tianpun menceritakan apa yang dia rasakan terhadap Nia.
    “Va, kamu maukan bantuin aku untuk mendapatkan hatinya Nia?”seru Tian dengan wajah yang memelas.
    “eeemmm……gimana ya?”jawab Vania
    “Ayolah, please sekali ini aja kamu bantuin aku. Aku janji akan ngabulin apa aja yang kamu mau”pinta Tian
    “eeemmmm….ya udah aku mau bantuin kamu”
    “Beneran?? Kamu mau bantuin aku ngedapetin hati Tania?”
    “Iya!! Nah sekarang kamu denger ya, Nia itu nggak suka sama orang yang suka ikut campur urusan orang, makanan kesukaan Nia itu coklat, Nia……………….”jelas Vania panjang lebar soal semua tentang Tania
    “Oh gitu?? Ya sekarang aku tahu apa yang harus aku lakuin agar bisa mendapatkan hati Nia.”ujar Tian penuh semangat.
    Setelah mendapatkan semua informasi dari Vania. Tian mulai mengatur rencana, Tian mulai mendekati Nia dengan berbagai cara. Hingga suatu hari entah apa yang membuat Tian yakin, dia berniat untuk mengungkapkan perasaannya kepada Nia.
    “Ndre kayaknya kau udah siap deh”
    “Siap?? Siap buat apa??”Tanya Andrew dengan wajah bingung
    “Ya aku udah siap buat ngungkapin perasaan aku”
    “Oh…..!! Ya udah nunggu apa lagi?”
    “Tapi kamu dan Vania harus bantuin aku”
    “Bantuin apa?
    “Kalian harus bisa ngajak Nia kesuatu tempay yang udah aku siapin malam ini”
    “Oh itu?? Kalau Cuma gitu sih masalah kecil!!” ujar Andrew
    “Ok deh kalo gitu, nih alamat tempatnya. Aku tunggu jam tujuh !!”
    “Siiip”ucap Andrew sambil mengacungkan jempolnya.
   
    Malamnya……….
    “Aduh sebenarnya kalian berdua mau ngajak aku kemana sih?”Tanya Nia dengan bingung
    “Udah deh kamu tenang aja yang pasti kita nggak bakal ngebunuh kamu. So tenang aja ya?”jawab Vania
    “Gimana mau tenang? Kalian aneh banget, pake acara tutup mata aku segala lagi”
    Vania dan Andrew yang mendengar itu hanya bisa senyum-senyum saja. Sesampainya ditempat yang dituju, Vania dan Andrew membiarkan Nia dan Tian berduaan.
    “Nia kamu maukan jadi pacar aku?”Tanya Tian yang berlutut didepan Nia.
    Nia yang mendengar itu lalu segera membuka penutup matanya. Nia kahet ketika membuka matanya ia melihat ternyata dia berada disebuah dermaga yang dipenuhi dengan begitu banyak lilin yang bernyala. Nia juga melihat Tian berlutut dihadapannya.
    “Nia kamu maukan jadi pacara aku?”Tanya Tian sekali lagi
    “Hhhhmmmm…….. Iya aku mau koq jadi pacar kamu tapi kamu janji ya nggak bakal nyakitin aku?”
    “Iya aku janji”
    Tian berdiri memberikan bunga yang dipegang kepada Nia dan memeluk Nia. Pada saat itu juga dermaga itu dipenuhi percikan-percikan kembang api yang sangat indah menambah kebahagiaan Tian dan Nia.