Senin, 18 Maret 2013


Tulisan yang Belum Sempurna


                Hey kau yang disana, mengapa aku baru menyadari kehadiranmu sedangkan kita telah sering berjumpa. Dengan diam, kau telah mencuri hatiku sedikit demi sedikit. Dengan sikapmu yang kalem itu, kau telah berhasil membuka celah demi celah dihatiku. Aku ingin berteriak kearahmu kalau ‘ Aku Jatuh Hati Padamu ‘ namun bagaimana caranya.
                “ Akhirnya besok senin juga, ah seneng banget “ ujar Salsa sambil membaringkan tubuhnya diranjang.
                “ Kok blakangan ini, kamu jadi seneng banget hari senin. Ada apa sih ?” tanya Rena, sahabatnya yang sedang asyik mencatok rambutnya.
                “ Iya dong, hari senin adalah awal hari yang menyenangkan “ jawab Salsa enteng sambil senyum-senyum sendiri.
                “ Wah, lagi kesambet apa kamu ? Pasti ada sesuatu yang kamu sembunyiin dari aku, iyakan ?” selidik Rena sambil balik memandang wajah Salsa.
                Salsa salah tingkah “ Ah ga ada apa-apa kok, cuma ga sabar aja pengen cepat-cepat wisuda “ sambil cengir Salsa memalingkan wajahnya. “ Udah ah aku mau tidur duluan. Good night “.
                Rena hanya memandang Salsa yang telah berbaring memblakanginya dan kemudian melanjutkan catokannya. “ Pasti ada yang dia sembunyiin dari aku, aku harus cari tau “ batin Rena.

                Keesokannya dikampus...
                “ Pagi ini mata kuliah apa ya Sal ? Ada tugas ga ?” tanya Rena namun tak ada jawaban.
                Rena menatap wajah Salsa yang sedang memandang pada satu titik sambil tersenyum. Rena mengikuti arah pandang Salsa.
                “ Ow jadi dia yang buat kamu tiba-tiba menyukai hari senin ? Supaya bisa-bisa cepet-cepet ngeliat dia ?” tanya Rena sambil menepuk pundak Salsa.
                “ Eh Reza..Reza...” Salsa langsung menutup mulutnya karena sadar telah salah menyebut nama.
                “ Tuh kan, dibilang juga apa. Kamu kok ga cerita sama aku kalo kamu lagi suka sama seseorang ? Reza lagi orangnya “ seru Rena.
                “ Mmm...aku sih sebenarnya belum yakin dengan perasaan aku. Aku cuma takut kalo rasa suka aku sama Reza hanya sebatas mengisi kekosongan namun semakin kesini, aku sadar bahwa aku emang bener suka sam dia. Aku takut bilangnya Ren, aku ga secantik Niken dan juga ga sepinter Tasya jadi aku minder aja “ jelas Salsa.
                “ Salsa, yang namanya hati ga perlu dilihat dari segala sisi “.
                “ Aku juga belum percaya diri dengan keadaan aku yang sekarang. Ya udahlah mandang dari jauh aja, kalo Tuhan berkenan pasti bakal terjadi “ ucap Salsa sambil tersenyum dan pergi meninggalkan Rena.
                “ Salsa..Salsa...tiga tahun kamu bertahan dengan cinta yang hanya kamu sendiri yang rasakan dan sekarang setelah tiga tahun dan ada seorang cowok yang mampu membuat kamu meruntuhkan benteng pertahanan kamu sedikit demi sedikit, kamu malah hanya diam. Hebat bener hati kamu “ kata Rena pada dirinya sendiri.
                Selama kuliah berlangsung, Rena tidak sama sekali memperhatikan apa yang sedang diberikan oleh dosen. Dia malah asyik memandang kearah Reza.
                “ Aku pengen tau apa yang ada dalam diri Reza yang udah membuat Salsa jatuh hati sama dia “ batin Rena.
                “ Hey, kamu lagi ngeliatin apa sih ?” tanya Salsa pada Rena yang sedang asyik memandang Reza.
                “ Nih, lagi ngeliatin cowok yang kamu taksir. Apa sih yang bisa buat kamu tertarik sama dia ?”.
                Salsa mulai memposisikan dirinya sama dengan Rena, memandang tepat kearah Reza dan kemudian berkata “ Aku juga awalnya punya pertanyaan yang sama namun kini aku tau jawabannya “ Salsa mengambil jeda namun tak mengalihkan pandangannya dari Reza. “ Dia baik meskipun tak terlihat, senyumnya itu mendamaikan hati dan yang penting dia seagama “.
                “ Iya sih emang manis senyumnya. Kenapa kamu ga coba nyatain perasaan kamu aja ?”.
                “ Ga ah Ren, biarin aja. Gini juga enak, aku takut jatuh lagi. Biarin aja aku mengagumi dia dari jauh “ jawab Salsa sambil terus memandang Reza.
                “ Ok, kuliah kita hari ini berakhir. Selamat siang “ pamit dosen.
                ” Memandang pundakmu membuatku tersenyum sendiri. Melihat senyummu membuat hatiku nyaman. Aku sadar aku baru merasakan hal ini sekarang “ batin Salsa sambil senyum sendiri.
               
                 Benar kata orang, bahwa cinta datang tanpa diundang dan pergi tanpa pamit. Kini cinta itu mulai merambati hatiku sedikit demi sedikit. Namun akhirnya bagaimana, aku tak ingin memikirkan itu. Hanya merasakan rasa ini saja, aku bahagia. Paling tidak aku tau bahwa hatiku belum mati seutuhnya. Hatiku masih bisa merasakan getaran-getaran kecil itu, getaran yang menghangatkan dan membuat ujung-ujung bibirku menarik dan membentuk sebuah senyuman indah bahkan tawa kecil. Aku bahagia, karena kamu yang ditunjuk oleh Tuhan untuk menghadirkan getaran-getaran itu.

                “ Salsa, tumben nulis lagi ?” tanya Rena yang melihat Salsa sedang menulis.
                “ Iya nih, ga tau kenapa aku jadi pengen nulis lagi “ jawab Salsa sambil tersenyum.
                “ Aku ingat banget, terakhir kamu nuliskan tiga tahun yang lalu. Apa ini karena Reza ?”.
                “ Hehehe...iya, ini karena Reza. Aku pengen numpahin semuanya agar ga terlewat gitu aja “.
                “ Aku bantuin kamu buat dapetin dia ya ?” usul Rena.
                “ Ga usah, biar tangan Tuhan aja yang mengaturnya “.
               
                Aku mempertanyakan kehadiranmu pada-Nya. Mengapa baru sekarang Dia menghadirkan kamu, mengapa tak dari dulu saja ?. Namun hanya satu jawabannya “ Yang terbaik selalu datang terlambat “. Entah kamu adalah jawabannya atau hanya sekedar pilihan dari-Nya, aku tak mempermasalahkan karena baru kamu yang mampu membuatku merasakan hal ini lagi. Keajaiban itu ada ketika aku mulai suka sama senyum manis kamu.
 Aku tak ingin tau, bagaimana tulisan ini pada akhirnya, namun aku hanya ingin semua yang aku rasain tak terlewati begitu saja. Semenjak menyadari rasa ini, aku jadi sering senyum-senyum sendiri. Aku tiba-tiba menjadi seorang pencuri yang diam-diam mencuri dan menjepret setiap senyum kamu dalam memoriku.





Tulisan ini akan sempurna, ketika aku tau akhirnya.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar