Minggu, 01 April 2012

Cintamu Mendewasakanku

Cinta yang kau berikan telah mendewasakan aku. Kau membuatku mampu mengendalikan diriku. Rasanya diriku yang dulu hilang begitu saja semenjak aku lebih mengenalmu. Ada rasa penyesalan, mengapa tak dari dulu aku seperti sekarang ? mengapa tak dari dulu aku mampu memahamimu ?. Tau kah kau, jika didalam lubuk hatiku yang paling dalam aku sangat bersyukur kepada Tuhan sebab telah menghadirkan kau dalam hidupku..? ^_^

2 tahun yang lalu....
    “ Happy birthday honey semoga dengan genap setahun kita jadian, kita berdua bisa semakin saling menyayangi ya “ ucap seseorang dari seberang sana.
    “ Iiihh...curang sebenarnya yang pengen ucapin duluan kan aku bukan kamu tapi ya udahlah. Iya, happy birthday juga Aldo, semoga Tuhan memberikan yang terbaik dalam hubungan kita “ jawab Aisa.
    Aldo dan Aisa telah berpacaran semenjak mereka duduk dibangku sekolah menengah atas tepatnya kelas 3. Dan kini mereka terpisah karena Aisa yang harus melanjutkan kuliahnya dijogja sedangkan Aldo yang menetap di Jayapura, tempat dimana mereka berdua dibesarkan.
    Aisa, seorang gadis dengan sifat kekanakan dan cemburun serta Aldo, seseorang yang penuh dengan perhatian yang disembunyikannya dibalik sifatnya yang super duper cuek. Hampir setiap hari mereka berdua selalu saja bertengkar karena Aisa yang cemburu bila Aldo didekati atau mendekati teman cewek yang lain. Namun entah apa yang membuat Aldo tetap bertahan dengan sifat Aisa yang seperti itu.
    “ Ok..aku ga bakal perhatiin sama temen-temen yang lain, aku janji bakal ngasih semua perhatian dan apapun hanya sama kamu mungkin dengan begitu kamu bakal puas “ ucap Aldo suatu ketika saat mereka bertengkar untuk kesekian kalinya.
    “ Bukan maksud aku seperti itu Aldo “ bantah Aisa.
    “ Trus kalo bukan kayak gitu, kayak apa donk ? Kamu selalu ngelarang aku deket sama cewek lain bahkan temen-temen sekelas kita. Dulu kamu ngelarang aku deket sama Linda karena dia mantan aku, aku ikutin dan bahkan sampe detik ini aku ga pernah  ngobrol sama dia karena takut kamu marah padahal aku udah jelasin ulang-ulang sama kamu kalo aku udah ga da  rasa sama dia, tapi apa ? kamu tetep ga percaya “ jelas Aldo panjang lebar.
    “ Do..bukan maksud aku seperti itu, aku juga ga tau kenapa aku kayak gini. Aku cuma ga mau kamu ninggalin aku “ jawab Aisa yang mulai menangis.
    “ Sha..aku ga gila, aku ga mungkin ninggalin kamu gitu aja. Aku juga bukan cowok brengsek yang suka mainin cewek. Kenapa sih kamu itu susah banget percaya sama aku ?”
    “ Aku minta maaf “
    “ Udahlah mulai besok, aku ga bakal deket sama temen-temen cewek lagi biar kamu seneng “ seusai bicara demikian Aldo langsung pergi meninggalkan Aisa.
    Aldo selalu mengalah demi membahagiakan Aisa, namun itu semua tak pernah disadari oleh Aisa.
Keesokan harinya, Aldo membuktikan apa yang ia ucapkan. Tidak ada satu temen cewek pun yang ia sapa. Aisa yang melihat sikap Aldo seperti itu langsung merasa bersalah dan  memutuskan untuk meminta maaf kepada temen-temen ceweknya dan mau bermain lagi dengan Aldo.
    “ Ekin..aku minta maaf ya atas sikap aku yang selama ini cemburuan, tapi pleasa jangan jauhin Aldo !” pinta Aisa kepada salah satu temen sekelasnya.
    “ Aku sih ga jadi masalah, Cuma Aldonya aja yang kayaknya bener-bener jauhin kita “ ucap Ekin meyakinkan Aisa.
    “ Cik..maafin aku ya ? Kamu masih mau kan deket dan main lagi sama Aldo ? Aku ga bakal marah lagi koq “ pinta Aisa  kesekian kalinya kepada temen sekelasnya yang juga dijauhin Aldo.
    “ Sha..aku ga marah sama kamu, aku ngerti kamu bersikap seperti itu tapi kalo boleh aku kasih saran, kamu jangan bersikap seperti ini, kasihan Aldo. Dia itu sayang banget sama kamu jadi ga mungkin dia mainin perasaan kamu. Aku bakal tetep main sama Aldo cuma dia nya aja yang ngejauhin aku “ balas Cika.
    Seharian itu Aldo tidak memedulikan Aisa, Aldo hanya bermain basket dengan temen-temen cowoknya.
    Aisa menghampiri Aldo dilapangan basket “ Do..aku mau ngomong sama kamu “ pinta Aisa dengan perasaan ga karu-karuan, takut Aldo marah dan menolaknya.
    “ Ya udah, tunggu aku di belakang lab aja bentar lagi aku nyusul “ jawab Aldo.
    Aisa hanya menganggukan kepala sebagai tanda “ Iya “.
    “ Apa yang pengen kamu omongin ? “ tanya Aldo ketika berada  bersama Aisa dibelakang lab.
    “ Aku minta maaf udah bersikap cemburuan sama kamu. Aku juga udah minta maaf sama temen-temen dan minta supaya mereka mau bermain lagi dengan kamu “ jelas Aisa panjang lebar.
    “ Apa ? Kamu minta sama temen-temen buat main lagi dengan aku ? Hah...kasihan banget ya aku, kamu buat aku seperti seorang cowok yang ga mampu nyelesein masalah aku sendiri. Kamu buat gitu ga mikir ya gimana perasaan aku ? Aku malu Sha, nanti temen-temen mikir kalo aku tuh cowok yang tolol, cowok yang ga bisa nyelesein masalahnya sendiri. Oh my God, segitunya ya aku di mata kamu ?” amarah Aldo memuncak karena merasa terinjak martabatnya sebagai lelaki oleh Aisa. Menurut Aldo tindakan Aisa sama aja membuktikan kalo Aldo tuh bukan tipe cowok yang gentle yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
    “ Aku salah ya ?” tanya Aisa.
    “ Hah..ga, kamu ga salah. Justru aku yang salah karena ga mampu nyelesein masalah aku “ jawab Aldo sambil menyunggingkan sebuah senyum yang dilihat Aisa sangat mengerikan, apalagi tatapan mata Aldo ketika dia marah ( hal yang paling Aisa takutkan dari Aldo ).
    Semenjak kejadian itu, sikap Aldo berubah drastis. Aldo jarang bergaul dengan temen-temen apalagi temen cewek, Aldo hanya akan berani mendekati mereka ketika Aisa tidak disampingnya. Tanpa Aisa sadari Aldo merasa terkekang namun hal itu tidak pernah diungkapkannya.
    Ketika Aisa hendak berangkat untuk mulai mendaftarkan diri disalah satu universitas swasta di Jogja, mereka sempat bertengkar lagi dan membuat hubungan mereka semakin renggang. Namun itu tidak bertahan lama sebab ketika Aisa tiba di Jogja, hubungan mereka mulai membaik dengan adanya komunikasi dan limpahan perhatian yang diberikan oleh Aldo. Mereka merayakan ulang tahun jadian mereka pun hanya melalui telepon karena jarak yang kini memisahkan mereka.
    2 bulan kemudian, Aisa mulai merasa ada sesuatu yang berbeda dari Aldo. Aldo mulai jarang menghubunginya. Sms dari Aisa kadang ga dibalas dan telepon pun mulai jarang.
    Suatu malam Aisa ga tahan lagi dan menghubungi Aldo “ Do..kamu lagi ngapain ? Koq sekarang kamu jarang banget ngehubungin aku ? “.
    “ Sha..maaf ya, belakangan ini aku sibuk latihan untuk lomba nyanyi nanti jadi ga sempet hubungi kamu “ jelas Aldo dari seberang sana.
    “ Aah...alasan aja kamu, kayaknya kamu mulai beda sekarang. Kalo kamu udah ga mau pacaran lagi sama aku ya udah kita putus aja “.
    “ Sha..kamu ngomong apa sih ? Aku ga suka kamu ngomong kayak gitu “ seru Aldo dengan nada yang tinggi.
    “ Ah aku ga mau tau, pokoknya malam ini juga kita putus “ setelah berkata demikian Aisa langsung menutup teleponnya dan menangis.
    Aldo tidak menggubris apa yang diucapkan Aisa. Menurut Aldo, Aisa mengucapkan kata-kata seperti itu karena sedang marah dan dia memutuskan untuk menghubungi Aisa keesokan harinya ketika amarah Aisa mulai meredah.
    “ Met pgi ai ( panggilan sayang mereka berdua yang artinya cinta ). Udah bangun blum ?” sms Aldo.
    “Ai..ai..kta udh ptus jd km ga pnya hak buat pnggil aq sprti itu lg “ balas Aisa dengan sengitnya.
    “ Km koq gtu sih ? Ms cm msalah sprti nie, km lngsng mnta ptus ?”.
    “ Ah..basi, pkoknya aku mnta ptus. Bukn nya lbh baik klo kt ptus ? Km kn bs lbh konsen dgn lomba km tu “ Aisa masih dengan emosi yang menggebu-gebu.
    “ Ok..klo tu yg km mau. Smoga km baik” ja di sna “ sms Aldo yang tiba-tiba membuat Aisa rasanya ingin menangis.
    Semenjak itu, Aldo hampir tidak pernah menghubungi Aisa. Dan yang membuat Aisa shock.
Seminggu kemudian Aisa mengetahui bahwa Aldo sudah memiliki kekasih baru. Bagaikan disambar petir, rasanya sakit. Aisa hanya bisa menangis dan menyesali apa yang telah dilakukan.
Tanpa terasa 2 tahun berlalu, meskipun hubungan mereka belum membaik namun mereka masih saling menyapa satu sama lain jika bertemu ketika Aisa liburan semester di Jayapura.
Aldo tidak mengetahui bahwa selama 2 tahun, Aisa mengalami banyak kejadian, banyak hal yang membuat dia ingin memperbaiki apa yang telah dia lakukan dulu. Aisa mengalami suatu kejadian yang membuat dia merasa bersalah karena telah mengekang Aldo sewaktu mereka pacaran.
Hingga kini cinta yang dimiliki Aisa untuk Aldo masih tetap utuh. Entah kenapa, Aisa tidak mudah membuka hatinya untuk orang lain. Meskipun terkadang merasa sakit karena harus bertahan dengan rasa yang dia sendiri tak yakin kapan rasa itu akan berakhir namun rasanya dia tak ingin menghapus semua kenangan tentang Aldo.

Dear Diary...

Meskipun terasa sakit karena harus bertahan dengan rasa yang kumiliki untukmu, namun entah kenapa hati ini tak mengijinkan aku tuk menyerah. Terkadang terasa sakit jika melihat engkau bersama orang lain namun apa yang bisa kulakukan ? Ini semua terjadi karena kesalahanku. Banyak hal yang membuat aku sadar bagaimana menjadi seorang kekasih yang kau butuhkan. 2 tahun berlalu dan membuatku semakin sadar kalo kau memang sangat berharga dalam hidupku. Terkadang aku menyesali apa yang telah kuperbuat namun jika itu semua tidak terjadi maka hingga detik aku masih tetap menjadi Aisa yang dulu. Aisa yang kekanak-kanakan, Aisa yang cemburuan, Aisa yang keras kepala dan Aisa yang egois. Tau kah kau semua perubahan yang terjadi dalam diriku karena mu ? Aku ingin menjadi yang terbaik dalam hidupmu meskipun bukan sebagai kekasihmu, agar kelak kau bisa bangga karena aku pernah hadir dalam hidupmu. Aku ingin menjadi seseorang yang berguna hingga suatu hari aku mampu berkata “ Aldo...trimakasih karena pernah hadir dalam hidupku, trimakasih karena telah mengijinkan aku untuk terus mencintaimu dan trimakasih berkat cinta yang kumiliki untukmu telah membuatku menjadi seseoarang yang dewasa, yang mampu mengendalikan diriku “. Ku akan selalu mencintaimu karena cintamu membuatku menjadi orang yang lebih baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar