Rabu, 13 November 2013

Dia
Pemilik Cinta yang tak pernah usai





                “ Takkan pernah habis airmataku bila kuingat tentang dirimu….”
                “ Mungkin hanya kau yang tau mengapa saat ini kumasih sendiri..”
                “ Adakah disana kau rindu padaku meski kita kini ada didunia berbeda…”
                “ Bila masih mungkin waktu ku putar kan kutunggu dirimu…”
                “ Biarlah kusimpan sampai nanti aku kana da disana……..” rasanya ingin menyanyikan lagu  ini sebanyak mungkin setiap kali mengingatmu.
                Ingatanku mundur beberapa bulan lalu. Bulan dimana dia masih bersamaku. Masih berada disampingku dan keluargaku.
                     Aku baru saja sampai dirumah yang selalu kurindukan disaat-saatku sendiri di tanah perantauan. Aku sedang asyik dengan duniaku sendiri, memasang headsed, mendengarkan lagu dan asyik mengecek pemberitahuan pada halaman facebookku. Tiba-tiba sebua pesan masuk.
                “ Kakak, gimana kabarnya ?” tanya seseorang yang telah kukenal beberapa tahun belakangan ini.
                “ Baik   !” balasku singkat.
                “ Kapan balik Timika ?” tanya dia lagi.
                “ Ini lagi dirumah “ balasku singkat lagi, sengaja untuk membuatnya penasaran.
                Dan rencanaku berhasil.
                “ Kapan nyampe ?? “ tanya dia lagi semakin penasaran.
                “ Kemarin, nih lagi duduk bareng Vany “.
                Dan tak ada balasnya lagi. Akupun tak memedulikannya. Aku kembali asyik dengan dunia onlineku. Sedang larut dalam duniaku, tiba-tiba seseorang datang dan memelukku dari belakang.
                “ Kakak sayang datang ga kasih kabar “ dia datang dengan wajah sumringah seperti biasanya.
                “ Hahaha….barusan kan kakak bilang kalo kakak lagi dirumah “ ucapku sambil terus didekap olehnya.
                “ Iya tapi bilangnya pas udah dirumah, kalo bilangnya sebelum datang kan aku bisa jemput “ ucapnya sambil mempererat pelukannya.
                “ Yang penting kakak sudah disini “.
                Dia mengambil tempat diantara aku dan Vany, membuat Vany naik darah. Entah kenapa dia dan Vany bagaikan kucing dan tikus. Setiap kali bertemu pasti saja marahan atau berkelahi. Ya sebenarnya sih Vany yang emosian tapi yang bagusnya dia selalu menanggapi emosi Vany dengan segala tindakan konyolnya. Aku seringa bingung dengan sikap mereka itu padahal mereka pernah menjadi sepasang kekasih, ya meskipun tak lama.
                Keakraban kami bermula semenjak dia mengenal adikku Vany. Saat itu Vany baru saja menamatkan sekolahnya dibangku Sekolah Menengah Pertama dan ingin melanjutkannya disekolah yang sama dengan dia. Dengan berjalannya waktu Vany dan dia mulai dekat dan resmi menjadi sepasang kekasih namun karena sifat Vany yang keras kepala dan sedikit tomboy mereka memutuskan hubungan mereka.
                Namun mereka berbeda dengan pasangan kekasih lainnya yang ketika putus akan saling membenci. Hubungan mereka malah membuat kami sekeluarga mulai mengenal sosok dia. Dia juga merupakan anak murid dari kakakku Ossy yang menjadi wakil kepala sekolah disekolah tempat dia dan Vany bersekolah sekarang.
                Dia selalu datang kerumah kami kapanpun dia suka.  
                “ Kamu ini gangguin ketenangan orang aja “ seru Vany dengan raut wajah tak suka.
                “ Minggir, aku pengen duduk disamping kakakku sayang “ ucapnya tanpa memedulikan sikap kasar Vany,
                Aku hanya tersenyum melihat tingkah laku mereka.
                “ Kakak, aku kangen banget sama kakak “ ucapnya sambil terus menciumi pipiku dan kemudian memelukku lagi.
                “ Kakak nanti kita makan bakso bareng ya “ ajaknya lagi dan disambut oleh sahutan Vany.
                “ Aku juga ikut “.
                “ Ga boleh, hanya aku dan ka Santy yang boleh pergi “ serunya sambil mengeluarkan lidahnya.           
                Dia masih duduk disampingku dan masih memelukku.
                “ Aku kangen banget sama kakak “ ucapnya lagi.
                “ Iya kakak tau, kamu udah ngomong untuk kesekian kalinya “ sahutku.
                “ Hehehe…” balasnya.
                Entah berapa lama dia duduk disampingku dan memelukku.
                “ Ka, aku pulang dulu ya udah malam “ pamitnya.
                “ Ya udah pulang aja, kenapa ga dari tadi aja “ sambung Vany dengan ketus.
                Dia malah balik dan membalas Vany dengan memeluk Vany lalu mengacak rambutnya.
                “ Kakak, aku pulang dulu ya. Van, abang pulang dulu “ pamitnya sekali lagi.
                “ Hmmm..pulang sana “ balas Vany.
                “ Ya udah, hati-hati dijalan dan ingat langsung pulang kerumah dan ga boleh balap-balap kalo bawa motor “ aku mencoba mengingatkan.
                “ Iya kakak sayang. Ya udah aku pulang ya “.
                Dia membuatku dan kakakku Ossy seperti kakak kandungnya sendiri. Dia akan memeluk dan mencium kami kapanpun dia ingin. Dia membuat seluruh anggota keluargaku mengenalnya. Bahkan adik-adikku begitu menyayanginya dan menganggapnya sebagai kakak laki-laki mereka.
                Dia juga akan datang dan bermanja-manja dipangkuan mamaku layaknya mama kandung dia sendiri. Pernah sesekali dia datang kerumah dan ketika itu mamaku sedang duduk disebuah sofa panjang sendiri, dia langsung berbaring diatas pangkuan mama.
                “ Mama…elus-elus kepalaku dong “ pintanya pada mama.
                Mama yang juga begitu menyayanginya, hanya mengikuti apa yang dia minta.
                Jika dia lapar, dia akan datang dan merengek pada mama dan berkata “ Mama, aku laper “ dan mama akan memberikan dia makan.
Pernah sekali motornya masuk bengkel dan dia meminta uang padaku untuk menambah uangnya yang kurang guna membayar ongkos bengkel namun aku tak punya pada waktu itu. Aku menyuruhnya untuk meminta uang pada mama.
Dia datang kerumah dan meminta uang pada mama.
“ Ma, aku minta 25ribu dong buat nambah ongkos motor aku yang dibengkel “ pintanya pada mama yang sedang memasak didapur.
Entah apa yang special padanya yang membuat mama selalu memberikan apa yang dia minta. Mama meninggalkan pekerjaannya didapur dan mengambil uang yang dia butuhkan.
“ Makasih ma “ ucapnya pada mama setelah memberikan uang yang dia minta.
“ Iya, sana bayar ongkos bengkelnya “ perintah mama sambil beranjak kedapur untuk melanjutkan pekerjaannya memasak.
Tanpa mama sadari dia mengikuti mama kedapur lalu memeluk mama dari belakang dan mengecup pipi mama sambil berkata “ Makasih ya ma “  lalu dia pergi.
Mama hanya senyum menerima prilaku dia yang sudah dianggap anaknya sendiri.
Pernah sekali ka Ossy memarahinya “ Kamu ini sering banget main disini, kayak udah rumah sendiri “.
Dia menanggapinya dengan candaan “ Emang ini rumah aku, aku kan anak angkatnya mama “ ucapnya sambil memandang mama.
“ Iiihh..anak angkat apaan ? Sejak kapan mama punya anak angkat kayak kamu ?” canda ka Ossy.
Dia malah beranjak pada ka Ossy lalu memeluk dan mencium ka Ossy.
Dia itu unik, berbeda dengan adik lelaki yang lain. Kami tak punya hubungan darah. Kami hanya mengenalnya karena dia pernah menjadi kekasih Vany dan menjadi anak murid ka Ossy. Namun, dia mampu mencuri kasih sayang dari setiap anggota keluargaku. Dia bahkan mampu membuat mama begitu menyayanginya. Dia membuat adik-adikku juga sangat menyayanginya.
Suatu malam….
“ Kakak  lihat Angel nih gangguin aku yang lagi belajar “ lapor adikku yang bernama Inha pada dia.
“ Angel, jangan gangguin kakak Inha yang lagi belajar. Sini sama kakak aja, kita main congklak “ serunya dan adikku Angel pun menuruti ucapannya.
“ Oh ya, siapa yang belum mandi ?“ tanya dia kepada adik-adikku, Angel, Inda dan Alfins.
“ Kakak Angel yang belum mandi “ jawab adikku Alfins dengan polosnya.
“ Ayo, Angel mandi sekarang, habis mandi belajar terus makan “ ucapnya lagi dan Angel mengikutinya.
Dia selalu suka mengingatkan adik-adikku untuk tidak lupa mandi, belajar, dan makan. Dia selalu berusaha menjaga mereka seperti adik kandungnya sendiri.
“ Kakak akan selalu menjaga kalian. Jaga ka Ossy, ka Santy, ade Vany, Inha, Angel, Inda dan juga Alfins. Kakak tidak akan biarkan siapapun membuat kalian dan mama menangis. Kakak tidak akan biarkan siapapun menyakiti kalian “ janjinya suatu hari ketika dia sedang bersama adik-adikku.
Dia ingin selalu menjaga kami seperti permata yang berharga.
“ Ade kenapa ga lanjut kuliah “ tanyaku, saat itu dia beru saja lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas tepatnya beberapa bulan lalu.
“ Aku tunggu Vany ka “ jawabnya.
“ Loh ngapain tunggu Vany segala ?” tanyaku bingung.
“ Karena papa dan mama pernah meminta aku untuk terus jagain dia. Mama bilang dimanapun Vany berada, aku harus ada disampingnya “ jelasnya.
Dia adalah orang yang selalu ingin menepati janjinya pada siapapun.
Dia adalah bagian dari keluarga kami yang tidak memiliki hubungan darah.
Dia adalah hadiah kecil yang Tuhan bungkus dengan kertas kado emas yang dikirimkan kedalam keluarga kami.
Dia adalah orang yang manja, yang akan cium seseorang jika dia ingin cium, yang akan memeluk seseorang jika dia ingin memeluk.
Dia adalah adik termanis yang aku dan keluargaku miliki.
Dia adalah anak tersayang yang mama punya.
Dia adalah adik dan kakak terbaik yang pernah kami miliki.
Dia adalah orang yang akan selalu ada disaat kami butuhkan.
Dia adalah orang yang tak bisa pergi jika belum berpamitan padaku.
Dia adalah orang yang telah membuat kami benar-benar jatuh cinta padanya dengan segala kelakuan dan kemanjaannya.
Kalian ingin tau siapa yang kuceritakan ini…..
Dia adalah adik tersayangku Doan Aponno.
Ya dia adikku, adik terbaik, adik tersayang.
Ya dia kakak terbaik yang pernah dimiliki Vany, Inha, Angel, Inda dan Alfins
Ya dia adik tertampan yang dimiliki ka Ossy.
Dan dia adalah anak tersayang dan anak emas mama.
Dia, Doan Aponno yang beberapa hari lalu Tuhan panggil
Dia, Doan Aponno yang beberapa hari lalu pergi meninggalkan mama,papa,ka Ossy, aku dan adik-adikku.
Dia, Doan Aponno yang beberapa hari lalu pergi tanpa pamit dan meninggalkan luka yang begitu dalam.
Dia, Doan Aponno yang beberapa hari lalu dan meninggalkan airmata.
Dia yang berjanji takkan membiarkan siapapun membuat mama menangis namun dia yang membuat menangis.
Dia yang berjanji akan selalu menjaga dan berada disamping Vany hingga kapanpun namun dia yang meninggalkan Vany disaat-saat terakhir.
Dia yang membuat adik-adikku dan kakakku hilang semangat.
Dia yang membuat rumahku dalam sekejap penuh dan airmata.
Dia yang membuat mama, kakak dan adik-adikku hilang semangat mereka.
Adikku sayang, apakah kau bahagia disana ??
Apakah kau tak melihat airmata mama yang telah terlanjur menyayangimu ??
Mama tak pernah seperti ini sebelumnya, ka Ossy dan adik-adik juga tak pernah seperti ini sebelumnya. Terus menangis dan hilang semangat. Sekejap kau membuat rumah serasa begitu menyiksa bila melihat setiap sudut yang pernah kau sentuh.
Sayang..kami hanya butuh waktu untuk benar-benar merelakanmu.
Mama, kakak dan adik-adik hanya butuh waktu untuk bisa menerima kepergianmu.
Tidurlah yang lelap dalam tidur panjangmu.
Kami akan selalu mendoakanmu.
Kau pemilik cinta yang tak pernah usai.
We are still miss u beloved….
Rest in peace and Happy with God in Heaven…


For you my Beloved : Alm. Doan Aponno


2 komentar: