Rabu, 06 November 2013


Tulisan Yang Belum Sempurna

part 3




                Kau begitu sempurna…
                Dimataku kau begitu indah…
                Kau membuat diriku…
                Akan selalu memujamu….
                Reff : Kau adalah darahku
                           Kau adalah jantungku
                           Kau adalah hidupku
                           Lengkapi hidupku
                          Oh..sayangku kau begitu sempurna
                           Sempurna….
                “ Iya kau begitu sempurna untukku “ ucapku dalam hati.
                Rasa yang sempat hilang kini kembali menyentuh hatiku lagi. Aku kira, rasa yang kumiliki untukmu hanyalah sebuah rasa sesaat yang mungkin akan hilang dengan berjalannya waktu. Namun aku keliru. Waktu membuatku sadar akan kehadiranmu didekatku. Rasanya ingin selalu melihatmu. Aku merasa angin membawamu lebih dekat kepadaku, hanya dekat tak memberikan sentuhan yang berarti.
                Semua berasal dari kedekatan dan dari kedekatan itulah yang akan menciptakan sebuah sentuhan yang berarti. Kau tau, disaat kau tersenyum, kau membuatku ikut tersenyum bersamamu. Sikapmu yang yang kalem namun gila. Hahaha..iya gila, kau selalu hadir dengan apa adanya dirimu. Tertawa lepas, bercanda dengan gilanya, goyanganmu yang hahaha…mampu membuatku tertawa lepas.
                Aku merasa hatiku perlahan mulai menuju kearahmu. Entah kau akan menyadari langkahku atau tidak namun yang pasti hatiku mulai memilihmu Si Kendis Manis.
                “ Hey lagi nulis soal Reza lagi ya “ tanya Rena yang masih dengan sikapnya masuk kamar orang lain tanpa mengetuk pintu lebih dulu.
                “ Hehehe…iya nih. Lagi pengen nulis soal dia, rasanya hatiku seneng banget nulis soal dia “ jawabku penuh dengan senyuman.
                “ Ow ya ? Apa sekarang kamu udah yakin kalo emang hati kamu udah bener-bener milih dia ?” tanya Rena, entah untuk meyakinkan dirinya sendiri atau hanya untuk dapat membuatku yakin pada hatiku sendiri.
                “ Aku ga tau Ren, tapi blakangan ini aku merasa lebih deket aja ama dia. Ya meskipun ga deket-deket gimana sih cuma aku merasa lebih deket dari biasanya. Hahaha…aku suka melihatnya gayanya yang gokil, yang apa adanya. Jika dia ingin tertawa, ya dia tertawa. Jika dia ingin menari, ya menari. Jika dia ingin diam, ya diam dan itu semua yang membuatku semakin tertarik kepadanya. Untuk beberapa saat yang lalu, aku merasa mungkin rasa yang milikin untuk dia hanya sesaat dan akan lenyap gitu aja namun setelah beberapa hari ini rasa itu datang dengan sendirinya. Dan perlahan mulai mengambil tempat “ kuungkapkan semua yang kurasakan pada Reza saat ini.
                “ Hmm..kamu tau ga, saat kamu ngomong tentang Reza, mata kamu berbinar-binar “ Rena mencoba menggodaku dan dia berhasil membuat pipiku memerah. Rena melanjutkan perkataannya “ Semua butuh waktu, mungkin kamu juga butuh waktu untuk meyakinkan bahwa Reza akan bener-bener menetap atau gas. Biarkan waktu yang akan meyakinkan hatimu “.
                “ Iya Ren, aku juga ga yakin dia sadar bahwa aku sedang mengarah kepadanya. Tapi mungkin akan lebih baik jika dia tak menyadarinya. Aku lebih suka menatapnya dalam diam. Diam-diam tertawa bersama dia dan diam-diam ikutan gila bersama dia “ kataku sambil membayangkan kelakuan Reza yang selalu membuatku tertawa sendiri.
                “ Salsa, kamu ga boleh gitu. Semua orang berhak memilih siapa yang terbaik untuknya “.
                “ Iya Ren, aku tau. Tapi semua orang juga berhakkan menolak jika ada yang sedang mengarah kepadanya. Aku takut, jika Reza tau aku sedang mengarah kepadanya, dia akan berpaling dan menjauh dariku “.
                “ Ya kamu kan ga memaksa untuk mengarah kepadamu juga. Kamu hanya memberikan sinyal bahwa kamu sedang mengarah kepadanya dengan tidak berharap bahwa dia akan memberikan sinyal balik “ ucapan Rena membuatku sadar bahwa dia ada benarnya.
                “ Iya, kamu bener tapi ga ah. Aku lebih nyaman seperti ini “ putusku.
                “ Ya udah, semua keputusan ada pada dirimu sendiri dan hanya kamu  yang tau apa yang terbaik “.
                “ Iya Ren, makasih ya atas saran kamu “ ucapku sungguh-sungguh bahagia memiliki sahabat seperti Rena yang bisa ada disaat yang tepat.
                “ Iya, itulah gunanya sahabat. Ya udah aku ke kamarku dulu “ pamit Rena dan aku hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan.
                Aku takkan membuatmu sampai menyadari keberadaanku. Kau tak akan pernah tau jika hatiku sedang mengarah padamu. Kau tak akan pernah tau jika aku diam-diam tertawa bersamamu. Dan kau takkan pernah tau jika aku diam-diam gila bersama semua kejailanmu.

                Apakah ini awal dari sebuah cinta atau hanya sekedar ketertarikan saja ?
                Aku tak tau,,karena aku tak tau akhirnya akan seperti apa….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar