CINTA
Aku selalu berusaha untuk melindungi hatiku
sendiri. Aku tak ingin untuk kedua kalinya jatuh dalam cinta yang dalam. Aku
tak ingin untuk kedua kalinya mencintai orang dengan segenap hati dan jiwaku.
Dan aku tak ingin untuk kedua kalinya terluka karena cinta yang mungkin sejak
awal telah salah.
Aku selalu berusaha melindungi
hatiku, menutup setiap ruang kosong yang ada. Aku takut akan jatuh cinta lagi.
Aku takut untuk mencintai lagi dan aku takut untuk menangis lagi.
Aku selalu berusaha melindungi
hatiku sendiri. Aku menjauh disaat ada hati lain datang perlahan dan menyentuh
hatiku. Aku menjauh disaat hatiku mulai terpikat pada hati lain. Aku menjauh
disaat hatiku mulai mengharapkan hati lain. Dan aku menjauh disaat ruang
dihatiku ada yang perlahan mulai mengisi.
Cinta, bagiku cinta itu sederhana.
Sesederhana kamu melihat mentari
terbit.
Sesederhana kamu mendengar
kicauan burung dipagi hari.
Sesederhana kamu menghirup udara
yang diberikan Sang Pencipta.
Sesederhana mentari terbenam.
Sesederhana kamu memandang
bulatnya bulan.
Sesederhana kamu menghitung
bintang dilangit.
Cinta, bagiku cinta itu relative.
Indah ketika kamu jatuh cinta.
Sakit ketika kamu disakiti.
Kamu takkan tahu, saat dimana
cinta itu datang.
Mungkin cinta akan datang ketika
kamu tertawa.
Mungkin cinta akan datang ketika
kamu menangis.
Mungkin cinta akan datang ketika
teriknya mentari
Atau mungkin cinta akan datang
ketika hujan membasahi tanah.
Cinta datang dari segala arah.
Bisa saja cinta datang dari
sebuah persahabatan
Bisa saja cinta datang dari
sebuah permusuhan
Bisa saja cinta datang dari
sebuah persaudaraan.
Sadar atau tidak, awal dari
sebuah rasa cinta adalah rasa rindu.
Rasa rindu akan menyadarkan hati bahwa ia mendambakan
kehadiran hati lainnya.
Rasa
rindu akan membuat hati sadar bahwa kehadiran hati yang lain mampu mengisi
relung yang kosong.
Rasa
rindu membuat hati akan berusaha untuk mendapatkan hati lainnya.
Dan
rasa rindu yang akan menyadarkan hati bahwa hati lainnya begitu berharga disaat
kehilangan.
Terkadang
cinta bagaikan angin disaat musim dingin.
Dengan
hawanya menusuk hingga ke pori namun tak
benar-benar mengisi kekosongan.
Namun
terkadang cinta bagaikan air disaat musim kamarau.
Datang
memberikan kesejukkan dan mengisi setiap ruang yang kosong.
Aku
ingin mencoba untuk mencintai lagi, namun disaat yang sama aku takut.
Aku
takut jatuh cinta.
Entah
mengapa, namun aku merasa jatuh cinta hanya akan membuatku tersakiti.
Mungkin
aku pengecut, namun aku hanya berusaha untuk melindungi hatiku.
Aku
takut jika aku jatuh cinta dan mencintai dengan segenap hatiku, mungkin disaat
yang sama aku akan tersakiti lagi.
Aku
pernah mencintai, mencintai dengan segenap hatiku.
Dengan
cinta itu, aku selalu ingin menjadi yang terbaik.
Dengan
cinta itu, aku selalu ingin berjuang.
Dengan
cinta itu, aku selalu ingin menggapai semuanya.
Meski
aku hanya mencintai dalam diam namun semua terasa indah.
Aku
berharap suatu hari nanti, cinta yang diam itu akan bersuara.
Suatu
ketika, cinta itu bersuara.
Aku
berpaling namun yang kudapatkan adalah cinta yang lain.
Cinta
yang baru, memanggilku untuk menggenggamnya.
Aku
berpaling dan pergi.
Dia
masih memanggilku.
Aku
menutup telingaku dan terus berjalan menjauhinya.
Dia
terdiam..
Aku
berhenti namun tak berusaha melihat kearahnya.
Dia
masih terdiam..
Aku
berbalik dan memandangnya.
Aku
mulai melangkah kearahnya, namun dia masih terdiam.
Aku
semakin dekat namun masih tak ada suara.
Aku
berhenti tepat dihadapannya.
Mulutnya
kaku, wajahnya memutih, seluruh tubuhnya dingin.
Mengapa
dia masih terdiam ?
Aku
menyentuhnya, dia masih terdiam.
Mengapa
dia tak memanggilku lagi ?
Aku
memanggilnya, namun dia tak lagi menjawab.
Aku
tersadar, bahwa suaranya telah mengisi ruang yang kosong.
Dan
aku menyadari aku telah jatuh cinta, cinta yang terlambat.
Disaat
sebuah cinta memanggil, janganlah coba untuk berpaling.
Disaat
sebuah cinta memanggil, jawablah.
Disaat
sebuah cinta memanggil, maka genggamlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar